Dalam setiap rakaat shalat, ada momen singkat namun penuh makna, salah satunya saat duduk di antara dua sujud.
Di posisi ini, seorang hamba merendahkan diri sambil melantunkan doa yang tak sekadar rutinitas, tapi juga wujud kepasrahan dan pengharapan kepada Allah SWT.
Meski sering kali dilafadzkan otomatis, doa ini sejatinya menyimpan permintaan yang luas, mencakup kebutuhan rohani dan jasmani.
Memahami makna tiap kata dalam doa ini membuat pelafadzannya terasa lebih dalam dan bermakna.
Nah, di artikel ini Rumah Zakat akan membahas lebih lanjut mengenai gerakan duduk di antara dua sujud, doanya, hingga hikmah di baliknya. Yuk, simak!
Duduk di Antara Dua Sujud
Sebelum mendalami doanya, penting untuk mengetahui bagaimana posisi duduk ini dilakukan dengan benar menurut tuntunan syariat
Jadi, duduk di antara dua sujud disebut juga posisi iftirasy, dan begini caranya:
- Kaki kiri dibentangkan dan diduduki.
- Kaki kanan ditegakkan, dengan jari-jari kaki kanan mengarah ke kiblat.
- Telapak tangan diletakkan di atas paha, jari menghadap ke kiblat.
- Posisi tubuh tegak, pundak rileks, dan pandangan tetap tertuju ke tempat sujud.
Gerakan ini dilakukan setelah sujud pertama dan sebelum sujud kedua, baik dalam shalat wajib maupun sunnah.
Meskipun tampak sederhana, posisi ini termasuk rukun shalat yang tidak boleh ditinggalkan.
Baca Juga: Mustajab! Ini Doa agar Segala Keinginan Terkabulkan
Doa Duduk di Antara Dua Sujud: Lafadz dan Terjemahannya
Setelah memahami posisinya, sekarang kita masuk ke bagian doa yang dibaca saat duduk di antara dua sujud.
Doa ini bersumber dari hadis shahih, yang mana Rasulullah SAW mengajarkan kepada para sahabat, berikut lafadnya:
Arab:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي
Latin:
Rabbighfir lii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii
Terjemahan:
“Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berikan aku petunjuk, berikan aku kesehatan, dan maafkan aku.”
Kalimat-kalimat dalam doa ini merupakan rangkaian permintaan yang sangat luas cakupannya, semacam peta kebutuhan manusia dari pagi sampai malam, dari dunia hingga akhirat.
Menggali Makna Setiap Lafadz
Setiap permohonan dalam doa ini berdiri sendiri, namun saling melengkapi, seperti berikut:
Lafadz | Makna Permintaan |
---|---|
رَبِّ اغْفِرْ لِي | Permintaan agar diampuni segala dosa dan kesalahan |
وَارْحَمْنِي | Memohon kasih sayang dan rahmat dari Allah |
وَاجْبُرْنِي | Harapan untuk dipulihkan dari luka hati, kekurangan, kegagalan |
وَارْفَعْنِي | Permintaan agar derajat dinaikkan, baik secara duniawi maupun akhirat |
وَارْزُقْنِي | Doa memohon rezeki yang halal, berkah, dan mencukupi |
وَاهْدِنِي | Permohonan petunjuk menuju jalan yang diridhai-Nya |
وَعَافِنِي | Permintaan kesehatan jasmani dan perlindungan dari penyakit |
وَاعْفُ عَنِّي | Doa agar kesalahan dimaafkan dan tidak dibalas dengan azab |
Tiap lafadz ini seakan menggambarkan sisi manusia yang lemah namun penuh harap, butuh arahan, rezeki, pemulihan, hingga pengampunan.
Sebuah bentuk pengakuan jujur di hadapan Allah SWT Semesta Alam.
Baca Juga: Sujud Sahwi: Apa, Mengapa, dan Kapan Harus Dilakukan?
Hikmah dan Pelajaran Berharga dari Doa Duduk di Antara Dua Sujud
Boleh jadi inilah momen paling personal antara hamba dan Tuhannya dalam shalat. Mengapa? Karena doa ini membingkai semua aspek kehidupan:
- Permintaan Utuh
Tak sekadar ampunan atau rezeki, tetapi juga kesehatan, bimbingan, hingga penguatan hati dan mental. - Peningkat Kekhusyukan
Ketika tahu apa yang sedang dibaca, otomatis hati akan lebih hadir. Kalimat tak lagi sekadar rutinitas lisan. - Menumbuhkan Tawadhu’
Menyadari bahwa semua aspek kehidupan, dari yang besar hingga remeh, tetap membutuhkan campur tangan dan kasih sayang dari Allah SWT. - Pengingat
Bahwa dalam gerakan sesingkat duduk pun, seorang hamba tetap bisa memenjatkan doa yang mendalam dan penuh makna.
Shalat bukan hanya bacaan, tapi komunikasi. Dan duduk di antara dua sujud adalah salah satu komunikasi paling menyentuh jika kita hayati secara menyeluruh.
Kesimpulan
Jadi, duduk di antara dua sujud bukan sekadar transisi antara sujud pertama dan kedua. Ia adalah titik di mana seorang hamba menata kembali harapan dan keluh kesahnya secara ringkas namun penuh makna.
Doa yang dibaca mencakup setiap kebutuhan mendasar manusia, mulai dari pengampunan, rahmat, rezeki, hingga petunjuk hidup.
Nah, sekian artikel kali ini. Yuk, ikuti informasi seputar Islam lainnya bersama kami di Rumah Zakat.