HATI-HATI DI BALIK KELEZATAN KOL GORENG - Rumah Zakat
Rumah Zakat

HATI-HATI DI BALIK KELEZATAN KOL GORENG

Oleh Dian Ekawati | 11/25/2021, 3:04:02 AM | Inspirasi

facebook
facebook
facebook
facebook
tiktok
Kol dan sambal kerap kali disandingkan dengan ayam goreng atau pecel lele. Biasanya, kol disajikan dengan lalapan lainnya seperti mentimun. Namun, saat ini kol goreng sangat digandrungi banyak orang karena dianggap lebih menggugah selera dibandingkan disajikan secara mentah. Meskipun lebih enak, Sahabat Zakat harus waspada. Di balik kelezatan kol goreng bisa berpotensi mengganggu kesehatan Anda. Berikut terdapat beberapa poin mengapa kita harus menghindari mengonsumsi kol goreng. 1. Merusak Kandungan Nutrisi Sebelum di goreng, kol mentah kaya akan nutrisi, seperti kaya serat, vitamin C, vitamin B kompleks, vitamin K, dan mineral seperti kalsium, fosfor, dan mangan. Dalam 100 gram kol mengandung 2,1 gram protein, 0,5 gram lemak, dan 3,6 gram karbohidrat. Apabila kol digoreng dalam suhu tinggi, maka bisa merusak nutrisinya. Apabila ingin lebih sehat, Anda bisa mengukus, merebus, atau menumisnya. 2. Menambah Jumlah Kalori Kol mentah pada umumnya sangat rendah kalori seperti sayuran lain pada umumnya. Namun apabila cara penyajiannya digoreng maka akan lebih tinggi kalori karena mengandung minyak. Kol menteh seberat 100 gram mengandung 22 kalori, apabila goreng dengan satu sendok minyak saja sudah mengandung 45 kalori. 3. Meningkatkan Risiko Kanker Melansir dari hellosehat.com, kol memiliki senyawa anti kanker yang disebut sulphoraphane yang menghambat enzim histone deacetylase. Enzim tersebut berperan dalam perkembangan berbagai jenis kanker, termasuk kanker kulit, pankreas, dan prostat. Proses pengolahan kol goreng justru memicu pembentukan acrylamide yang bersifat karsinogenik yang menyebabkan kanker. Acrylamide diketahui berperan dalam perkembangan kanker rahim, ovarium, paru-paru, ginjal, dan kerongkongan. Mengingat banyaknya dampak negatif untuk kesehatan, sebaiknya Sahabat Zakat mengurangi konsumsi kol goreng dan membatasi jumlahnya. Sesekali Anda boleh saja menyantapnya, tapi jangan terlalu sering apabila kesehatan Anda ingin terjaga.
Selanjutnya