MAKAN GORENGAN TETAP BISA SEHAT, BEGINI CARANYA - Rumah Zakat
Rumah Zakat

MAKAN GORENGAN TETAP BISA SEHAT, BEGINI CARANYA

Oleh Dian Ekawati | 1/27/2021, 8:37:36 PM | Inspirasi

facebook
facebook
facebook
facebook
tiktok
Sebagian besar masyarakat memang akrab dengan gorengan atau makanan yang digoreng. Meski kerap disebut sebagai ‘musuh kesehatan’, gorengan tetap masih menjadi favorit berbagai kalangan. Dokter Gizi Klinik, dr. Maya Surjadjaja, Sp.GK, M.Gizi, mengatakan sebenarnya gorengan bukan berarti sepenuhnya salah atau tidak ada manfaatnya sama sekali bagi tubuh. Terkait makanan sehat, memang berhubungan dengan banyak faktor, mulai dari bahan makanan, proses memasak maupun alat masak yang digunakan. Istilah menggoreng juga disebut sudah ada sejak lama atau zaman Mesir Kuno, 1600 tahun lalu. “Menggoreng itu beda-beda, ada yang goreng di pan, tumis, dicemplungkan, semestinya memasak tidak melebihi suhu 100 derajat. Kenapa gorengan masih tidak mati walapun sudah teriak-teriak tidak boleh, karena mudah dan enak. Gorengan juga tekstur, aromanya beda,” kata Maya dalam Peluncuran Tepung Bumbu Serbaguna Bervitamin Terbaru Sasa, Rabu (27/1). Maya mengatakan dalam  proses menggoreng, ada yang namanya reaksi Maillard atau saat molekul gula sederhana dan protein dipanaskan pada suhu tertentu. Reaksi karbo dan protein ini terbentuk beberapa saat, tapi reaksi ini tetap dibutuhkan. Karena jika tidak ada reaksi ini, gorengan juga tidak mendapatkan hasil kecokelatan. Dengan adanya reaksi ini, akan keluar rasa yang unik dari proses menggoreng. Ada produk perantara yang sebetulnya cukup sehat dan tidak merugikan untuk tetap bisa mengonsumsi gorengan. Bijak pilih minyak  Lebih lanjut Maya menambahkan minyak goreng juga memiliki kandungan baik, seperti omega 3-6-9. Minyak kelapa, sawit dan zaitun, misalnya, merupakan jenis minyak yang baik. "Di dunia selalu ada pro kontra , nggak ada yang 100 persen. Tapi dalam minyak ada beberapa asam lemak, termasuk minyak kelapa yang dipanaskan 180 derajat, kualitasnya masih lumayan bagus," tambah dokter yang juga praktik di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo. Banyak pula yang pro minyak ganola. Padahal, itu sintetik alias campuran yang melalui proses pabrikasi. Minyak kelapa atau sawit yang terjangkau dan juga berkandungan baik justru tidak apa-apa, apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang semakin dibutuhkan. Maya juga memaparkan studi yang menyoroti kelompok berisiko penyakit dengan yang tidak, akibat makanan digoreng. Ternyata perbedaan ini dikarenakan pemilihan minyak dan kontrol memasak. Saat masak di rumah lebih bisa mengontrol pemakaian minyak dibandingkan makan di tempat lain. Proses memasak Hal yang tak kalah penting cara dan waktu memasak. Hindari minyak dipakai berulang, memasak tidak terlalu lama atau cepat mengangkat makanan karena berpotensi menghasilkan trans fat atau lemak jenuh. Perhatikan pula alat penggorengan, sebaiknya memilih bahan stainless biasa daripada pan atau teflon yang berpotensi membahayakan saat dipakai dengan suhu tinggi. sumber: republika.co.id
Selanjutnya