SHAUM DAN PENGUATAN KELUARGA - Rumah Zakat
Rumah Zakat

SHAUM DAN PENGUATAN KELUARGA

Oleh Dian Ekawati | 4/15/2021, 8:51:58 AM | Inspirasi

facebook
facebook
facebook
facebook
tiktok
OLEH IMRON BAEHAQI Dalam Islam, hidup berkeluarga memiliki kedudukan yang sangat istimewa. Ketika sepasang pengantin sepakat membina ikatan cinta yang dilandaskan iman dan akad pernikahan, maka mereka telah menyempurnakan setengah agama (HR Baihaqi). Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan, keluarga yang sanggup menahan diri dari perkara yang dilarang agama dan tidak meminta-minta, maka ia termasuk kategori tiga penduduk surga. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW mengklasifikasikan penduduk surga menjadi tiga golongan. Pertama, seorang penguasa yang berlaku adil, gemar bersedekah dan diberi taufik. Kedua, seorang laki-laki yang penyayang, hatinya lembut terhadap semua kerabat dan terhadap setiap orang Muslim. Ketiga, seorang yang memiliki keluarga, sanggup menahan diri dari segala yang diharamkan dan tidak mengemis (HR Ahmad). Selain itu, Alquran dan hadis Nabi SAW juga mengingatkan bahwa hidup berkeluarga bisa menyebabkan seseorang jatuh ke dalam dosa dan maksiat (fitnah). Kecuali, keluarga yang istiqamah menjalankan ibadah, seperti ibadah puasa. Nabi SAW bersabda, “Keluarga, harta dan anak dapat menjerumuskan seseorang ke dalam maksiat (fitnah). Namun fitnah itu akan terhapus dengan shalat, shaum, shadaqah dan amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran)." (HR Bukhari). Riwayat tersebut menunjukkan dahsyatnya ibadah puasa dan jenis ibadah lainnya terhadap eksistensi keluarga Muslim. Suami, istri, anak, cucu, kakek, nenek, karib kerabat yang menunaikan ibadah puasa Ramadhan dengan baik dan khusyuk, niscaya akan membentuk keluarga yang kuat secara spiritual. Atau dengan kata lain, keluarga yang bertakwa. Sebab, esensi dari ibadah puasa itu sendiri adalah untuk mencapai derajat ketakwaan. Jika derajat ketakwaan ini berhasil diraih oleh setiap keluarga Muslim, maka efeknya sangat luas. Kesejahteraan hidup keluarga bertakwa akan terjamin karena rezekinya dicukupkan, datang dari jalan yang tidak disangka-sangka. Jika menghadapi suatu permasalahan, maka Allah pun akan memberikan jalan keluarnya. Begitu pun saat mengalami kesulitan, maka ada kemudahan. Selain itu, ikatan cinta dan kasih sayangnya di antara mereka pun akan bertambah kuat. Waktu untuk bersama dengan keluarga di bulan Ramadhan terasa penting dan berharga. Kekhusuan menjalankan puasa, kehangatan saat makan sahur, buka puasa, qiyamul lail, tilawah Alquran, berbagi rezeki, semuanya mengajarkan tentang pentingnya makna cinta dan keharmonisan dalam keluarga. Dalam konteks keluarga, nilai shaum Ramadhan tersebut hendaklah mampu mengenal dan menyatukan ruh-ruh setiap anggota keluarga. Sekaligus menanamkan energi positif, seperti kesabaran, kejujuran, kasih-sayang, saling menghargai, kelembutan dan persaudaraan. Wallahu al-Musta’an. sumber: republika.co.id
Selanjutnya