Ini Bu Narsih, usianya sudah 70 tahun. Dalam keterbatasan, ia harus terus bertahan hidup menjalani kerasnya hidup ini. Tanpa corona, hidup bu Narsih sudah cukup sulit apalagi dengan adanya musibah ini ia harus terus berjuang dengan lebih keras.

Sepeninggal suami ia harus hidup seorang diri. Kondisi fisiknya tidak seperti orang-orang sehat yang lain. Bu Narsih harus merangkak untuk berjalan. Meskipun begitu ia selalu semangat untuk bisa berpenghasilan dengan menjual pesanan dodol nanas dari toko oleh-oleh sekitar kampung.

Sejak ada covid-19 Bu Narsih sudah sulit mendapat penghasilan karena toko oleh-oleh tutup, kini mau mulai usaha lagi bu Narsih kesulitan modal padahal ini adalah satu – satunya sumber penghasilan Bu Narsih

Di masa pandemi ini warga prasejahtera, miskin dan fakir adalah kalangan yang sangat terpuruk akibat Covid-19, mereka harus melakukan upaya untuk bisa bertahan menghadapi Covid-19 meski dengan membuka usaha kecil-kecilan seperti Bu Narsih.

Bu narsih adalah hanya salah satu sosok dari ribuan pejuang keluarga lainnya di Indonesia. Ada juga Bu ibu Kusnu Sofia. Saat isu pandemi masuk ke Indonesia, penjualan mie ayam ibu Kusnu pun menurun drastis, bahkan kadang tidak laku sama sekali

 Melalui sedekah Anda mereka warga prasejahtera, miskin dan fakir yang memiliki usaha namun kehabisan modal karena dampak Covid-19 akan diberikan bantuan modal oleh Rumah Zakat, secara berkala mereka juga akan memperoleh pendampingan usaha oleh Fasilitator Desa Berdaya

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran)”  Al-Baqarah ayat 261