Kadang yang bikin kita kecewa itu bukan karena orang lain, tapi gara-gara ekspektasi diri sendiri. Contohnya, ketika kita bantu atau berbuat baik sama orang lain, kita berharap seseorang tersebut akan memperlakukan kita sama.
Padahal, kita nggak pernah bisa mengontrol bagaimana sikap orang lain kepada kita. Maka dari itu, lebih baik kitalah yang mengontrol ekspektasi diri kita sendiri.
Baca Juga: Niat, Keutamaan dan Tata Cara Puasa Senin Kamis Sesuai Sunnah Rasulullah
Apa Itu Ekspektasi dan Kenapa Bisa Menyakitkan?
Ekspektasi adalah harapan. Dan harapan itu manusiawi. Tapi kadang, kita lupa: harapan tanpa batas sering kali jadi jebakan. Kita pengen hasil cepat, pengakuan instan, atau balasan dari kebaikan yang kita lakukan—padahal dunia nggak selalu bekerja secepat itu.
Ketika kenyataan nggak sesuai ekspektasi, kekecewaan muncul. Tapi yang paling menyakitkan, bukan ditolak orang lain, melainkan saat kita merasa ditolak oleh semesta setelah berjuang habis-habisan.
Contoh Ekspektasi yang Sering Bikin Kecewa:
Udah bantu orang, tapi dia malah lupa, udah kerja keras, tapi nggak dilirik atasan, udah setia, tapi diselingkuhin juga. udah doa tiap malam, tapi belum juga dikabulkan.
Padahal kita pikir: “Aku udah ngasih yang terbaik. Kok nggak sesuai harapan?”
Kenapa Kita Sering Terjebak Sama Ekspektasi dan Kecewa?
1. Terlalu fokus pada hasil, bukan proses.
Kita ingin semua serba cepat. Padahal setiap proses punya waktunya sendiri.
2. Membandingkan hidup dengan orang lain.
Sosial media kadang bikin kita merasa tertinggal, padahal yang kita lihat cuma highlight, bukan perjuangannya.
3. Kurang melibatkan Allah dalam harapan.
Harapan yang hanya bertumpu pada makhluk sering berakhir sakit. Tapi kalau disandarkan ke Allah, kecewanya bisa berubah jadi pelajaran.
Baca Juga: Dahsyatnya Dampak Shalat Khusyuk, Ini Kamu Perlu Tahu
Lalu, Harus Gimana?
1. Belajar Ikhlas Tanpa Menghapus Harapan
Ikhlas itu bukan berarti nggak boleh berharap. Tapi kita belajar menerima hasil apapun dengan lapang dada.
2. Tata Ulang Ekspektasi
Bukan “Aku harus berhasil sekarang,” tapi “Aku akan terus belajar, walau gagal hari ini.”
3. Jadikan Allah sebagai tempat bergantung, bukan ekspektasi semu
Kalau berharap kepada Allah, bahkan hasil yang tidak sesuai pun bisa terasa cukup. Karena kita tahu: Allah sedang menyiapkan yang lebih baik.
Kecewa sama ekspektasi sendiri itu wajar. Tapi jangan biarkan rasa kecewa itu membuatmu berhenti melangkah. Jangan kapok untuk berbuat baik ya, yuk sedekah mudah di www.rumahzakat.org/donasi/infaq.