Pacaran kerap dianggap sebagai hal biasa di era modern. Padahal, dalam ajaran Islam, hubungan ini tak sesederhana yang dibayangkan.
Di balik alibi untuk “saling mengenal” sebelum menikah, ada konsekuensi berat yang mengintai, baik di dunia maupun di akhirat.
Untuk memahami lebih dalam mengapa pacaran menjadi perkara yang tidak dianggap ringan dalam Islam, Rumah Zakat akan membahasnya di artikel berikut. Yuk, simak!
Pacaran dalam Pandangan Islam
Sebelum menilai pacaran itu berdosa atau tidak, penting untuk melihat dari sudut pandang syariat Islam. Apa sebenarnya masalah utama dari praktik ini?
Islam jelas-jelas melarang pacaran karena membuka celah menuju perbuatan dosa lainnya. Pacaran sering kali diwarnai khalwat (berduaan), sentuhan fisik, hingga percakapan yang melampaui batas.
Semua ini bertentangan dengan nilai-nilai penjagaan diri dalam Islam. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Isra: 32:
وَلَا تَقۡرَبُوا الزِّنٰٓى اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً وَسَآءَ سَبِيۡلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Isra: 32)
Hadits Nabi SAW juga melarang khalwat dan sentuhan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Inilah alasan mengapa para ulama menyebut pacaran sebagai perbuatan yang mengandung rangkaian dosa, bahkan jika belum sampai zina fisik.
Dosa Pacaran: Ringan Dianggap, Berat Konsekuensinya
Banyak yang menyepelekan pacaran dengan dalih niat baik atau belum melakukan perbuatan ekstrem. Tapi, apakah niat bisa menggugurkan hukum? Tidak selalu.
Selama interaksi dalam pacaran bertentangan dengan syariat, dosa tetap mengalir. Pacaran bisa menjadi jalan licin menuju zina karena:
- Melanggar batas syariat: Sentuhan, tatapan, dan percakapan mesra dengan non-mahram termasuk hal yang dilarang.
- Melemahkan iman: Hati jadi lebih mudah lalai dari zikir dan ibadah.
- Mengurangi keberkahan waktu: Waktu terbuang dalam hal yang sia-sia tanpa kepastian halal.
Dosa ini memang tampak ringan di mata manusia, namun konsekuensinya berat di sisi Allah SWT. Ini bukan soal cinta, tapi soal taat.
Baca Juga: Puasa Tapi Pacaran: Apakah Puasanya Tetap Sah atau Malah Sia-Sia?
Konsekuensi Berat Dosa Pacaran di Dunia & Akhirat
Apa saja akibat dari pacaran menurut kacamata Islam? Tak hanya urusan akhirat, dampaknya pun terasa di dunia.
Konsekuensi di dunia:
- Rusaknya harga diri dan kehormatan: Terutama bagi yang terjebak dalam perzinaan.
- Tekanan emosional: Hubungan tanpa komitmen jelas sering menimbulkan rasa cemas, cemburu, bahkan stres.
- Penundaan menikah: Banyak pasangan yang nyaman dalam pacaran, tapi tidak siap melangkah ke jenjang serius.
- Penyakit menular seksual: Risiko ini meningkat jika hubungan fisik terjadi di luar pernikahan.
Konsekuensi di akhirat:
- Siksa kubur: Pelaku zina diancam dengan azab yang berat.
- Jauh dari rahmat Allah SWT: Dosa pacaran dapat menutupi hati dari cahaya iman.
- Ancaman neraka: Jika tidak bertobat, hubungan terlarang ini bisa menjadi penyebab masuk ke dalam neraka.
Solusi Islami
Islam bukan hanya agama yang melarang, tapi juga agama yang memberi jalan keluar. Untuk urusan cinta dan relasi, Islam menawarkan pendekatan yang aman dan berpahala.
Berikut ini beberapa solusi Islami agar terhindar dari dosa pacaran:
- Taaruf: Perkenalan yang diawasi wali atau pihak ketiga, dengan niat yang jelas menuju pernikahan.
- Menikah: Jika sudah mampu secara mental dan finansial, menikah adalah solusi yang diberkahi.
- Tobat nasuha: Menyesali, meninggalkan, dan bertekad tidak mengulang kesalahan. Tobat adalah pintu kasih sayang Allah.
- Menguatkan ibadah: Ibadah rutin akan membantu menguatkan benteng hati dari godaan.
- Lingkungan positif: Teman dan komunitas yang baik bisa membantu menjaga diri dari maksiat.
Dengan mengikuti solusi di atas, cinta tetap bisa tumbuh, tapi dalam kerangka syariat.
Baca Juga: 6 Perbedaan Taaruf VS Pacaran Agar Taaruf Tak Seperti Pacaran
Kesimpulan
Jadi, pacaran, meski dianggap ringan oleh sebagian orang, dalam Islam adalah perbuatan yang dilarang dan berdosa. Konsekuensinya sangat serius, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.
Syariat memberikan alternatif yang lebih baik, seperti taaruf dan menikah, untuk memelihara kesucian diri dan memperoleh keberkahan cinta yang halal.
Nah, sekian artikel kali ini. Yuk, ikuti informasi seputar Islam lainnya bersama kami di Rumah Zakat.