Kucing memiliki tempat istimewa dalam tradisi Islam. Hewan ini tidak hanya sering dijadikan peliharaan oleh banyak orang, tetapi juga menjadi bagian dari kisah-kisah teladan Rasulullah SAW yang penuh kasih sayang.
Islam memberikan panduan khusus dalam memperlakukan hewan, termasuk kucing, yang menekankan pentingnya kasih sayang dan tanggung jawab.
Nah, bagi yang penasaran bagaimana Islam memandang kucing, Rumah Zakat akan membahasnya di artikel ini. Yuk, siamak!
Mengapa Kucing Begitu Istimewa dalam Islam?
Kucing dianggap istimewa dalam Islam karena beberapa alasan:
- Kebersihan
Kucing dikenal sebagai hewan yang bersih dan rajin menjaga kebersihan dirinya. Rasulullah SAW bahkan menyatakan bahwa kucing adalah hewan yang suci, dan air yang dijilat kucing tetap dianggap suci sehingga boleh digunakan untuk berwudhu.
“Kucing itu tidak najis. Kucing termasuk hewan yang sering berkeliling di tengah-tengah kalian.” (HR. Abu Daud no. 75; Tirmidzi no. 92; An-Nasa’i no. 68) - Kasih Sayang Rasulullah
Nabi Muhammad SAW sangat menyayangi kucing, yang tercermin dari berbagai kisah dan hadits. Sikap ini menjadi teladan bagi umat Islam untuk memperlakukan hewan dengan penuh kasih. - Kedekatan Sahabat
Nabi, Abu Hurairah, bahkan mendapat julukan “bapak kucing” karena kecintaannya yang besar terhadap kucing. Julukan ini berasal dari kebiasaannya membawa dan merawat kucing kecil ke mana pun ia pergi.
Baca Juga: Sayang Kucing, Tapi Bolehkan Disteril? Ini Jawaban Menurut Islam
Memelihara Kucing dalam Islam: Hukum dan Adab Terkait
Lalu, bagaimana sebenarnya hukum memelihara kucing menurut ajaran Islam? Berikut penjelasannya berdasarkan hadits dan pandangan para ulama.
- Hukum Memelihara Kucing
Dalam Islam, memelihara kucing hukumnya mubah (diperbolehkan), bahkan bisa menjadi amal kebaikan jika dilakukan dengan kasih sayang dan tanggung jawab. Para ulama sepakat bahwa memelihara kucing tidak dilarang, selama tidak melalaikan kewajiban ibadah atau menimbulkan mudarat. - Adab dan Tanggung Jawab
Islam menekankan agar pemilik kucing:
1. Tidak menyakiti atau menelantarkan kucing.
2. Menjaga kebersihannya, karena kotoran kucing tetap tergolong najis.
3. Memberi makan dan minum yang cukup.
4. Tidak mengurung kucing, serta memberikannya tempat yang layak.
Rasulullah SAW bersabda:
“Seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka karena seekor kucing yang ia kurung. Ia tidak memberinya makan, tidak pula membiarkannya makan serangga di tanah.” (HR. Bukhari no. 2365; Muslim no. 2242).
- Keutamaan
Menyayangi dan merawat kucing dengan baik akan mendapat rahmat Allah SWT di hari kiamat. Setiap kebaikan kepada makhluk hidup akan diganjar pahala oleh Allah SWT. Maka merawat kucing pun termasuk amalan yang dicintai-Nya.
Kisah Inspiratif: Nabi Muhammad SAW dan Kucing
Kisah Nabi Muhammad SAW dengan kucingnya sering menjadi contoh paling menyentuh tentang kasih sayang kepada hewan. Salah satu kisah paling terkenal adalah tentang Muezza, kucing kesayangan beliau.
Suatu hari, Nabi hendak mengambil jubahnya, namun mendapati Muezza sedang tidur di atasnya. Alih-alih membangunkan kucingnya, Nabi memotong bagian lengan jubahnya agar tidak mengganggu tidur Muezza.
Kisah lain menyebutkan bahwa Nabi membiarkan kucing minum dari bejana air wudhunya, dan tetap menggunakan air tersebut untuk berwudhu.
Ini menunjukkan bahwa kucing dipandang sebagai hewan yang bersih dan tidak najis dalam Islam, sesuai dengan hadits yang telah disebutkan sebelumnya.
Baca Juga: Masuk Neraka Karena Seekor Kucing, Kok Bisa?
Kesimpulan
Jadi, islam memandang kucing sebagai hewan yang mulia dan suci. Memelihara kucing diperbolehkan, bahkan menjadi ladang pahala jika dilakukan dengan penuh kasih sayang dan tanggung jawab.
Kisah Nabi Muhammad SAW bersama kucingnya menjadi teladan utama dalam memperlakukan hewan dengan kelembutan dan perhatian.
Setiap Muslim dianjurkan untuk menjaga hak-hak hewan peliharaan, termasuk kucing, sebagai bentuk implementasi ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Nah, sekian artikel kali ini. Yuk, ikuti informasi seputar Islam lainnya bersama kami di Rumah Zakat.