Sukabumi – Dalam rangka memperingati Milad ke-27 yang jatuh pada (02/07/2025), Rumah Zakat menyelenggarakan kegiatan DonaTour yang bertempat di Desa Wisata Cisande, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025). Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk empowering visit yang menjadi ruang interaksi antara Rumah Zakat dengan para donatur dan mitra strategis. Melalui kunjungan langsung ke lokasi program pemberdayaan, para peserta diajak untuk menyaksikan dampak nyata dari kolaborasi kebaikan yang telah terjalin selama ini.
Desa Cisande adalah salah satu desa wisata binaan Rumah Zakat yang telah menunjukkan transformasi luar biasa sejak dilakukan intervensi program pemberdayaan. Pada awalnya, desa ini hanya mengandalkan sektor pertanian tradisional dengan potensi yang belum tergarap secara optimal. Melalui pembentukan Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMMas) Anugerah Tani Cisande, serta pendampingan intensif dari relawan pemberdayaan, desa ini kini menjelma menjadi destinasi wisata unggulan. Pengakuan atas keberhasilan tersebut terlihat dari berbagai capaian prestisius, di antaranya sebagai salah satu dari 50 Desa Wisata Terbaik Nasional versi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI tahun 2021, dan masuk dalam 18 Desa Wisata Terbaik di Jawa Barat tahun 2022. Sepanjang tahun 2024, lebih dari 16.000 wisatawan telah berkunjung ke desa ini, menjadikannya ikon pemberdayaan berbasis potensi lokal di wilayah Sukabumi.
Selain Cisande, Rumah Zakat juga membina tiga desa lainnya dalam bidang pariwisata, yaitu Desa Cangkol di Sukoharjo, Sangkrah di Kota Solo, dan Bakungjaya di Kota Jambi. Pembinaan desa wisata ini adalah bagian dari program besar bernama Desa Berdaya, sebuah pendekatan pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal dan pelibatan komunitas. Hingga Mei 2025, Rumah Zakat telah mendampingi sebanyak 1.751 Desa Berdaya yang tersebar di seluruh Indonesia.
Program Desa Berdaya tidak hanya berfokus pada sektor pariwisata, namun juga merangkul berbagai aspek pembangunan masyarakat lainnya. Beberapa bentuk intervensi yang telah dijalankan antara lain Desa Ramah Lansia, Desa Bebas Stunting, Desa Literasi, Desa Lestari, dan Desa Vokasi. Intervensi ini menyasar pada peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pendekatan yang terintegrasi, mulai dari edukasi, kesehatan, lingkungan hidup, hingga pemberdayaan ekonomi dan keterampilan kerja.
Selama 27 tahun, Rumah Zakat berupaya menjadi lembaga filantropi global berbasis zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya, dengan jangkauan program di 34 provinsi melalui 22 kantor layanan. Dengan status Special Consultative dari ECOSOC PBB, Rumah Zakat secara konsisten menghadirkan program-program inovatif dan berdampak. Capaian tersebut diakui dalam berbagai penghargaan nasional dan internasional, seperti Indonesia Original Brand Champion 2024 untuk kategori ZIS, GIFA Championship Award 2024, dan Indonesia Halal Industry Award untuk Best Community Social Impact Initiative.
CEO Rumah Zakat, Irvan Nugraha, dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur atas kolaborasi yang telah terjalin selama ini. “Kepercayaan yang diberikan oleh para donatur dan mitra selama 27 tahun terakhir adalah kekuatan utama bagi Rumah Zakat untuk terus bergerak. Melalui pendekatan berbasis komunitas dan pemberdayaan berkelanjutan, kami berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas hidup, serta menciptakan masyarakat yang tangguh dan berdaya,” ungkapnya.
Memasuki usia ke-27, Rumah Zakat semakin meneguhkan peran strategisnya sebagai pelopor digital philanthropy dan agen pembangunan berkelanjutan. Dengan pendekatan kolaboratif dan berorientasi pada dampak, Rumah Zakat terus berkomitmen untuk menjadi jembatan kebaikan bagi masyarakat Indonesia dan dunia, menuju terwujudnya ekosistem masyarakat yang sejahtera, mandiri, dan berkelanjutan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Kunjungi www.rumahzakat.org/zakat.
Newsroom
Difa Lavianka