Menutupi Aib dengan Kebohongan, Dosa atau Diperbolehkan?

oleh | Mei 8, 2025 | Inspirasi

Setiap orang pasti memiliki aib yang tidak ingin diketahui orang lain. Namun, bagaimana jika suatu saat ia terpaksa harus menutupi aib tersebut dengan kebohongan? Apakah hal ini diperbolehkan dalam Islam?

Islam sangat menekankan kejujuran dan menjauhi kebohongan. Namun, ada situasi tertentu yang menjadi pengecualian. Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Hukum Berbohong dalam Islam

Secara umum, berbohong adalah perbuatan yang diharamkan dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda:

Tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata ia berdusta, bila berjanji ia ingkar, bila dipercaya ia khianat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam Al-Qur’an, kebohongan juga dikaitkan dengan sifat orang yang tidak beriman. Pada QS. Al-Qalam ayat 10-11, Allah SWT berfirman:

وَلَا تُطِعۡ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيۡنٍۙ‏ ١٠ هَمَّازٍ مَّشَّآءٍۢ بِنَمِيۡمٍۙ‏ ١١

Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina (10), yang banyak mencela dan menyebarkan fitnah (11).”

Konsep Aib dalam Islam

Aib adalah segala sesuatu yang memalukan atau kekurangan yang dimiliki seseorang. Islam mengajarkan agar umatnya menutup aib sendiri dan aib orang lain. Menutup aib dianggap sebagai bentuk menjaga kehormatan diri dan orang lain.

Rasulullah SAW bersabda:

Barang siapa menutup aib seorang Muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Pandangan Islam Mengenai Orang yang Membuka Aibnya Sendiri

Batasan dan Pengecualian Berbohong untuk Menutupi Aib

Meskipun berbohong haram, Islam memberikan pengecualian dalam kondisi tertentu. Rasulullah SAW bersabda:

Bukanlah pendusta orang yang mendamaikan manusia, lalu ia menyampaikan kebaikan atau mengatakan kebaikan.” (HR. Muslim).

Selain mendamaikan pihak berselisih, pengecualian juga berlaku dalam peperangan dan antara suami istri demi menjaga keharmonisan rumah tangga. Selain itu, ulama juga membolehkan berbohong jika nyawa terancam.

Cara Menutupi Aib Tanpa Berbohong

Jika menutupi aib dirasa penting namun tidak ingin terjerumus dalam kebohongan, Islam memperkenalkan konsep ma’aridh atau tauriyah. Ini adalah cara berbicara ambigu agar tidak dianggap berdusta.

Contohnya, ketika ditanya tentang sesuatu yang memalukan, seseorang bisa memilih kata-kata yang tidak langsung menjawab namun tidak pula berbohong. Cara ini lebih dianjurkan daripada berdusta terang-terangan.

Kesimpulan

Jadi, menutupi aib adalah tindakan terpuji, namun menutupinya dengan kebohongan tetap dianggap dosa, kecuali dalam kondisi darurat yang sangat terbatas. Sebagai solusi, gunakan ma’aridh atau kata-kata ambigu agar tidak terjebak dalam kebohongan.

Nah, sekian artikel kali ini. Yuk, ikuti informasi seputar Islam lainnya bersama kami di Rumah Zakat.

Kalkulator Zakat

Hitung zakat Anda secara akurat dengan kalkulator zakat kami

Donatur Care

Silakan cek riwayat donasi Anda disini

Link Terkait