Dalam ajaran Islam, terdapat berbagai macam shalat sunnah yang memiliki waktu dan keutamaan tersendiri. Di antara shalat sunnah yang sering dikerjakan adalah shalat syuruq dan shalat dhuha, namun keduanya kerap disalahpahami sebagai hal yang sama.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari Aisyah, bahwa Rasulullah saw biasa melakukan Shalat Syuruq di dalam masjid setelah terbit matahari. Padahal, meski terlihat mirip karena dilakukan setelah matahari terbit, syuruq dan dhuha memiliki perbedaan mendasar.
Perbedaan ini meliputi waktu pelaksanaan, niat, serta keutamaan dari masing-masing ibadah tersebut. Agar tidak salah niat dan waktu dalam beribadah, penting bagi umat Muslim memahami perbedaan antara keduanya.
Berikut penjelasan lengkap tentang perbedaan shalat syuruq dan dhuha yang bisa menjadi panduan Sahabat.
Qurban dan Aqiqah, Mana yang Harus Diutamakan?
Perbedaan Shalat Syuruq dan Dhuha
1. Perbedaan Waktu Pelaksanaan
Shalat syuruq dilaksanakan setelah matahari terbit. Waktu ini masuk setelah habisnya waktu terlarang untuk shalat, yaitu saat matahari terbit tepat di ufuk.
Sementara itu, shalat dhuha memiliki waktu yang lebih panjang. Shalat ini dapat dilakukan sejak 20 menit setelah matahari terbit hingga menjelang dzuhur.
Waktu terbaik untuk shalat dhuha adalah saat matahari mulai naik tinggi dan panas, sekitar pukul 08.00–11.00.
Sedangkan syuruq hanya dilakukan dalam waktu yang sangat sempit di awal terbit matahari.
2. Perbedaan Niat dan Tujuan
Niat shalat syuruq adalah untuk meraih keutamaan seperti haji dan umrah. Hal ini didasarkan pada hadis tentang orang yang duduk zikir sejak subuh hingga terbit matahari lalu shalat dua rakaat.
Sedangkan shalat dhuha diniatkan sebagai bentuk ibadah sunnah yang mendatangkan rezeki.
Shalat ini juga dikenal sebagai shalat untuk mensyukuri nikmat dan memohon kelapangan hidup.
Meski rakaatnya bisa sama, niat dan tujuan dari masing-masing shalat tidak bisa disamakan.
Oleh karena itu, penting menyesuaikan niat dengan waktu dan konteks pelaksanaannya.
3. Jumlah Rakaat
Shalat syuruq umumnya hanya dilakukan dua rakaat saja. Hal ini mengikuti praktik Nabi Muhammad SAW dalam hadis-hadis shahih.
Sedangkan shalat dhuha memiliki variasi jumlah rakaat yang lebih fleksibel. Dhuha bisa dilakukan minimal dua rakaat, dan maksimal delapan atau bahkan dua belas rakaat menurut sebagian ulama.
Banyaknya rakaat dalam dhuha menunjukkan kelonggaran dan fleksibilitas bagi yang ingin memperbanyak amal. Namun, semua itu tetap harus dilakukan dengan khusyuk dan niat yang ikhlas.