[:ID]Oleh: Muhammad Kosim
Tuhanku telah mendidikku, maka Dia menjadikan pendidikanku yang terbaik.” Demikian salah satu hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban. Nabi Muhammad SAW adalah hamba terbaik yang diutus Allah SWT di sepanjang sejarah kehidupan ma nusia hingga akhir masa. Itu keya kinan setiap Muslim. Oleh karena itu, ia menjadi teladan bagi umat manusia (QS al-Ahzab [33]: 21).
Setidaknya ada tiga cara Allah mendidik Nabi. Pertama, pendidikan by design. Pendidikan Nabi SAW sudah direncanakan dan didesain Allah SWT. Perhatikanlah silsilah Nabi Muhammad. Ayahnya bernama Abdullah, berarti hamba Allah. Ibunya bernama Aminah, artinya dapat di percaya. Lalu kakeknya, Abdul Muthalib, memberi nama Muhammad yang artinya orang yang terpuji. Silsilahnya sampai kepada Nabi Ismail bin Ibrahim AS.
Dalam kandungan, ayahnya wafat. Masih usia anak-anak, bunda tercinta juga dipanggil Allah. Muhammad men jadi yatim piatu. Meski yatim pia tu, ia dididik di lingkungan yang baik sehingga mendukung pertumbuhan mental dan fisiknya. Ia diasuh kakek, lalu berpindah pada pamannya, Abu Thalib. Ketika ditanya soal perjalanan hidupnya yang berpindah-pindah pengasuhan ini, Nabi Muhammad menjawab, “Begitulah cara Allah mendidikku sehingga tak ada satu orang pun yang sangat berpengaruh dalam hidupku, termasuk orang tuaku sendiri.”
Kedua, pendidikan berbasis prophetic atau kenabian. Di usia 40 ta hun, Muhammad diangkat menjadi rasul. Penetapan nya sebagai nabi dan rasul menunjukkan bahwa Allah SWT mendidik Muhammad mengandung pendekatan profan atau bermuatan “kelangitan”.
Sebagai Nabi, Allah mendidiknya dengan tuntunan wahyu melalui Ma laikat Jibril. Perkataan dan per buat annya mengandung ajaran mulia karena didasari oleh wahyu, bukan hawa nafsu. Ketika Aisyah ditanya tentang akhlak Nabi, ia berkata, “Dan akhlak Nabi itu adalah Alquran.”
Ketiga, pendidikan dalam pemeliharaan dan pengawasan Allah. Di antara bentuk pengawasan Allah ada lah memeliharanya dari perbuatan maksiat. Di saat remaja, misalnya, Muhammad ingin melihat pesta yang dipenuhi oleh hiburan sarat maksiat.
Tiba-tiba saja ia letih dan mengantuk berat sehingga ia tertidur. Saat terbangun, hari sudah siang sehingga ia tidak melihat hiburan bermaksiat tersebut. Hal itu juga terjadi keesokan harinya. Demikian Allah menjaga nabi dari lingkungan buruk.
Sebagai umat Muhammad, kita perlu merancang pendidikan berbasis Islam, mengandung misi prophetic, dengan tauhid sebagai poros utama. Wallahu a’lam.
sumber: republika.co.id[:en]
By: Muhammad Kosim
My Lord has educated me, so He made my best education.” This is one of the hadith of the prophet SAW narrated by Ibn Hibban. Prophet Muhammad was the best servant sent by Allah SWT throughout the history of human life until the end of time. Therefore, he is a role model for mankind (QS al-Ahzab [33]: 21).
There are at least three ways that Allah educates the Prophet: First, education by design. The education of the Prophet SAW has been planned and designed by Allah SWT. Consider the genealogy of the Prophet Muhammad, his father’s name is Abdullah, meaning servant of Allah, his mother’s name is Aminah, meaning can be trusted, then his grandfather, Abdul Muttalib, gave the name Muhammad, which means a praiseworthy person. His genealogy reached the Prophet Ismail bin Ibrahim AS.
When the prophet was still in his womb, his father died and when he was still a child, his beloved mother was also called by Allah. Muhammad became an orphan, although he was an orphan, he was educated in a good environment so he supported ng mental and physical growth. He was raised by his grandfather, then moved on to his uncle, Abu Talib. When asked about his life-changing nurturing journey, the Prophet Muhammad replied, “That is how Allah educated me so that no one was very influential in my life, including my own parents.”
Second, prophetic-based education. At the age of 40 years, Muhammad was appointed as the prophet. His designation as a prophet and apostle shows that Allah SWT educated Muhammad containing a profane approach or charged with “awkwardness”.
As a Prophet, Allah educated him with the guidance of revelation through the Angel Gabriel. His words and actions contain noble teachings because they are based on revelation, not lust. When Ayesha was asked about the morals of the Prophet, she said, “And the mannerism of the Prophet is the Quran.”
Third, education in the preservation and supervision of Allah. Among Allah’s forms of supervision is preserving him from immoral acts. When he was a teenager, for example, Muhammad wanted to see a party filled with immense entertainment.
Suddenly he was tired and sleepy so he slept. When he woke up, it was already day so he did not see the immoral entertainment. That also happened the next day. Thus, Allah guarded the prophet from a bad environment. As the people of Muhammad, we need to design an Islamic-based education, containing prophetic missions, with monotheism as the main axis. Wallahu a’lam.
Source: republika.co.id[:]