Jakarta — Bulan Juni identik sebagai penutup tahun ajaran bagi dunia pendidikan, ditandai dengan ujian akhir dan momen pembagian rapor. Namun, di balik semaraknya suasana ini, terdapat kisah haru dari anak-anak yatim dan dhuafa yang harus menghadapi tantangan berat: tunggakan biaya sekolah yang belum mampu dilunasi.
Melalui program bantuan pendidikan, Rumah Zakat kembali menghadirkan solusi nyata bagi mereka yang membutuhkan. Salah satunya adalah Naufal Abdullah Ibrahim, selaku seorang siswa yang belum dapat melunasi biaya ujian dan SPP bulanan. Naufal berasal dari keluarga sederhana yang kini sedang menghadapi masa sulit. Ayahnya mengalami kerugian besar akibat ditipu dalam usaha perdagangan, membuat kondisi ekonomi keluarga menjadi tidak stabil.
Kisah perjuangan lainnya datang dari Muhammad Rifai Panjalu, siswa kelas 8 di SMPN 290 Jakarta. Selama satu tahun terakhir, Rifai bersekolah tanpa memiliki seragam olahraga yang layak. Keterbatasan ekonomi membuat sang ayah tidak lagi bekerja, sementara ibunya berjualan kecil-kecilan di depan rumah untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya itu, Rifai juga adalah anak berkebutuhan khusus, dan adik bungsunya mengalami gangguan pendengaran (tunarungu) sejak bayi.
Melihat kondisi ini, Rumah Zakat memberikan bantuan berupa pelunasan biaya sekolah, serta dukungan lainnya bagi anak-anak yang mengalami kesulitan ekonomi. Alhamdulillah, kini Naufal, Rifai, dan anak-anak yatim dhuafa lainnya bisa kembali tersenyum dan melanjutkan pendidikannya.
Bantuan pendidikan Rumah Zakat sebagai wujud nyata kepedulian terhadap masa depan generasi bangsa. Rumah Zakat percaya bahwa pendidikan adalah jembatan menuju kehidupan yang lebih baik, dan tidak boleh terputus hanya karena keterbatasan ekonomi.
Mari terus bersama membantu pendidikan anak-anak Indonesia melalui zakat, infak, dan sedekah yang tepat sasaran dan berdampak. Kunjungi www.rumahzakat.org/zakat .
Newsroom
Ade Astarini/Difa Lavianka