Ciri-Ciri Seseorang Terkena Istidraj

oleh | Jul 9, 2025 | Artikel, Inspirasi

Sahabat, istidraj terjadi ketika seseorang diberikan nikmat dan kesuksesan, tetapi nikmat tersebut bukanlah tanda rida dari Allah Swt., melainkan sebuah jebakan yang menjerumuskan hamba tersebut ke dalam kelalaian dan kesesatan.

Allah Swt. memberikan segala keinginan kepada mereka yang terkena istidraj tanpa disertai keberkahan dan hidayah di dalamnya, hingga pada akhirnya mereka justru semakin jauh dari Allah Swt.

Berikut adalah ciri-ciri seseorang yang terkena istidraj, lengkap dengan dalil dari Al-Qur’an, hadis, dan pendapat ulama. Semoga kita bukan salah satu diantaranya. Aamiin.

Apa Itu Istidraj?

Sahabat, sebelum memahami ciri-ciri orang yang terkena istidraj, kita perlu mengetahui dulu apa sebenarnya makna dari istidraj.

Secara bahasa, istidraj berasal dari kata daraja yang berarti “tingkatan” atau “bertahap”. Dalam konteks agama, istidraj berarti nikmat yang diberikan Allah Swt. kepada seseorang secara berangsur-angsur, padahal ia tetap bergelimang dosa dan maksiat.

Nikmat ini bukanlah bentuk kasih sayang, melainkan jebakan halus dari Allah Swt. agar hamba tersebut semakin jauh dari jalan kebenaran. Allah Swt. berfirman:

وَالَّذِيۡنَ كَذَّبُوۡا بِاٰيٰتِنَا سَنَسۡتَدۡرِجُهُمۡ مِّنۡ حَيۡثُ لَا يَعۡلَمُوۡنَ ​ۖ ​ ‏

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, Kami akan menarik mereka sedikit demi sedikit (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (Q.S. Al-A’raf: 182).

Dari ayat ini kita belajar, istidraj adalah kondisi yang sangat berbahaya. Sebab, seseorang bisa saja merasa hidupnya penuh nikmat, padahal hakikatnya ia sedang digiring menuju kebinasaan.

Ciri-Ciri Terkena Istidraj

1. Nikmat Dunia Melimpah, Tapi Jauh dari Iman

Orang yang terkena istidraj biasanya menikmati kemewahan dan kesenangan dunia yang melimpah, namun tidak memiliki keterikatan dengan agama. Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. berfirman:

فَلَمَّا نَسُوۡا مَا ذُكِّرُوۡا بِهٖ فَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ اَبۡوَابَ كُلِّ شَىۡءٍ ؕ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوۡا بِمَاۤ اُوۡتُوۡۤا اَخَذۡنٰهُمۡ بَغۡتَةً فَاِذَا هُمۡ مُّبۡلِسُوۡنَ‏

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Q.S. Al-An’am: 44).

Ayat ini menggambarkan bagaimana Allah Swt. membiarkan seseorang larut dalam kesenangan dunia, meskipun mereka telah melupakan Allah Swt. Inilah yang dinamakan istidraj, dimana nikmat yang diberikan bukanlah tanda kebaikan, melainkan ujian dan adzab yang tertunda.

2. Lalai dalam Ibadah

Salah satu tanda lain dari istidraj adalah seseorang merasa malas dan lalai dalam menjalankan ibadah. Ia merasa puas dengan dunia dan tidak merasakan keinginan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Rasulullah saw. bersabda:

“Apabila engkau melihat Allah Swt. memberikan nikmat kepada seorang hamba yang masih berbuat maksiat, ketahuilah bahwa itu adalah istidraj.” (H.R. Ahmad).

Ibnu Katsir menafsirkan bahwa istidraj adalah ketika seseorang tidak mendapat taufik untuk berbuat kebaikan meskipun telah diberikan nikmat yang besar oleh Allah Swt. Hatinya pun menjadi keras dan lalai dalam mengingat Allah Swt.

Baca Juga: 12 Keutamaan Sedekah di Hari Jumat

3. Kehidupan Penuh Maksiat Tapi Tidak Mendapat Musibah

Orang yang terkena istidraj seringkali melakukan banyak kemaksiatan, tetapi tetap merasa aman dan tidak pernah mendapatkan musibah atau teguran dari Allah Swt. Ini adalah tanda bahwa Allah Swt. menunda azab-Nya. Dalam hadis, Rasulullah saw. bersabda:

“Jika kamu melihat bahwa Allah Swt. memberikan nikmat kepada seorang yang suka berbuat maksiat, ketahuilah bahwa itu adalah istidraj. Sebab, Allah membiarkan orang itu bergelimang dosa hingga akhirnya Dia mencabut segala kenikmatannya secara tiba-tiba.” (H.R. Ahmad dan Ath-Thabrani).

Para ulama menegaskan bahwa orang yang terus menerus dalam kemaksiatan namun tetap mendapatkan kemudahan dan kelapangan hidup, justru harus waspada, karena itu bisa jadi istidraj dari Allah Swt.

4. Tidak Ada Rasa Syukur Terhadap Nikmat

Seseorang yang terkena istidraj biasanya tidak memiliki rasa syukur atas nikmat yang diberikan kepadanya. Ia merasa bahwa apa yang diperolehnya adalah hasil jerih payahnya sendiri, tanpa mengaitkannya dengan karunia Allah Swt. Allah Swt. berfirman:

يَعۡرِفُوۡنَ نِعۡمَتَ اللّٰهِ ثُمَّ يُنۡكِرُوۡنَهَا وَاَكۡثَرُهُمُ الۡكٰفِرُوۡنَ

“Dan mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir” (Q.S. An-Nahl: 83).

Ibnu Qayyim Al-Jawziyyah menjelaskan bahwa salah satu ciri istidraj adalah ketika seseorang merasa cukup dengan dunia dan tidak merasakan kebutuhan akan Allah Swt. Ini menandakan bahwa nikmat yang diterimanya bukanlah keberkahan, tetapi ujian yang akan memperberat hisabnya di akhirat.

5. Terus-Menerus dalam Kemaksiatan

Orang yang terkena istidraj biasanya terjebak dalam dosa yang berulang, tanpa ada rasa takut atau penyesalan. Meskipun hatinya tahu bahwa apa yang dilakukan adalah dosa, tetapi tidak ada upaya untuk berhenti. Allah Swt. berfirman:

وَالَّذِيۡنَ كَذَّبُوۡا بِاٰيٰتِنَا سَنَسۡتَدۡرِجُهُمۡ مِّنۡ حَيۡثُ لَا يَعۡلَمُوۡنَ ​ۖ ​ ‏

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, Kami akan menarik mereka sedikit demi sedikit (ke arah kebinasaan), dari arah yang tidak mereka ketahui” (Q.S. Al-A’raf: 182).

Imam Al-Qurtubi menjelaskan bahwa dalam ayat ini, Allah Swt. menjelaskan bagaimana orang-orang yang terus mendustakan kebenaran akan dibiarkan tenggelam dalam kesesatan, hingga pada akhirnya mereka dihancurkan tanpa mereka sadari.

6. Nikmat Tidak Membawa Kebaikan dalam Hidup

Nikmat yang diberikan melalui istidraj tidak membawa keberkahan dalam kehidupan. Orang tersebut mungkin memiliki banyak harta, namun hidupnya tidak tenang, penuh dengan masalah, dan tidak ada kebahagiaan yang hakiki. Rasulullah saw. bersabda:

“Sesungguhnya harta kekayaan yang diberikan kepada seseorang bisa menjadi fitnah (ujian) baginya, jika harta itu membuatnya lalai dari mengingat Allah Swt.” (H.R. Bukhari).

Para ulama mengatakan bahwa salah satu tanda istidraj adalah ketika harta dan nikmat dunia tidak membawa manfaat untuk kebaikan akhirat, justru membuat seseorang semakin jauh dari Allah Swt. dan tenggelam dalam dosa.

Baca Juga: Cara Shalat Taubat

7. Terlena dengan Dunia

Ciri lain dari orang yang terkena istidraj adalah ia terlalu terobsesi dengan kehidupan dunia, seolah-olah dunia adalah tujuan utamanya. Semua energi dan waktunya dihabiskan untuk mengejar dunia dan ia lupa akan kehidupan akhirat. Allah Swt. mengingatkan dalam Al-Qur’an:

فَلَا تُعۡجِبۡكَ اَمۡوَالُهُمۡ وَلَاۤ اَوۡلَادُهُمۡ​ؕ اِنَّمَا يُرِيۡدُ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمۡ بِهَا فِى الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا وَتَزۡهَقَ اَنۡفُسُهُمۡ وَهُمۡ كٰفِرُوۡنَ‏

“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya Allah Swt. menghendaki untuk menyiksa mereka dengan harta benda dan anak-anak itu dalam kehidupan dunia, dan kelak akan melayang nyawa mereka dalam keadaan kafir.” (Q.S. At-Taubah: 55).

Ibnu Jarir Ath-Thabari menafsirkan ayat ini sebagai peringatan bahwa nikmat dunia yang diberikan kepada orang-orang yang lalai akan menjadi penyebab kehancuran mereka di akhirat.

Istidraj vs. Keberkahan: Apa Bedanya?

Sahabat, tidak semua nikmat yang kita dapatkan itu sama. Ada nikmat yang merupakan keberkahan, dan ada pula yang termasuk istidraj. Lalu, bagaimana cara membedakannya?

Nikmat dalam Keberkahan

  • Membawa ketenangan, rasa syukur, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt.
  • Harta, jabatan, atau kesuksesan yang dimiliki digunakan untuk kebaikan dan ibadah.
  • Hidup menjadi lebih tenteram, penuh doa, dan jauh dari kesombongan.

Nikmat dalam Istidraj

  • Membuat seseorang lalai, sombong, dan semakin jauh dari Allah Swt.
  • Harta dan kesuksesan justru menjerumuskan ke dalam maksiat.
  • Hidupnya tampak bahagia di luar, tapi kosong dari ketenangan batin.

    Para ulama menjelaskan, keberkahan itu bukan hanya banyaknya nikmat, tetapi bagaimana nikmat tersebut membawa manfaat, ketenangan, dan mendekatkan kita kepada Allah Swt.

    Sedangkan istidraj terlihat manis di awal, tapi sesungguhnya ia adalah ujian berat yang bisa menjadi penyebab azab di akhirat kelak.

    Kesimpulan

    Jadi, istidraj adalah bentuk ujian yang sangat halus dan berbahaya. Seseorang yang terkena istidraj mungkin tidak menyadarinya karena nikmat yang diberikan justru membuatnya semakin jauh dari Allah Swt.

    Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita harus selalu introspeksi diri, memperbanyak rasa syukur, dan menjaga hubungan dengan Allah Swt. melalui ibadah dan ketaatan. Semoga kita selalu diberi perlindungan dari Allah Swt. agar tidak terjerumus dalam jebakan istidraj ini. Aamiin.

    Sahabat, menjelang akhir tahun ini yuk hitung dulu zakat maal yang harus dikeluarkan! Sahabat bisa menghitung menggunakan Kalkulator Zakat dan tunaikan zakatmu di www.rumahzakat.org/zakat.

    Kalkulator Zakat

    Hitung zakat Anda secara akurat dengan kalkulator zakat kami

    Donatur Care

    Silakan cek riwayat donasi Anda disini

    Link Terkait