Dinar adalah mata uang emas yang berasal dari bahasa Arab dan Persia yang berasal dari kata Denarius, yang merupakan mata uang Romawi kuno. Dirham adalah mata uang perak yang banyak digunakan di Persia hingga bagian utara Afrika.
Isu kembalinya dinar dan dirham sebagai alat tukar utama di akhir zaman menjadi pembahasan menarik dalam kajian Islam.
Dalam beberapa hadis sahih, Rasulullah SAW mengisyaratkan bahwa akan datang masa ketika umat Islam kembali menggunakan sistem keuangan berbasis emas (dinar) dan perak (dirham).
“Ketika akhir zaman sudah tiba, maka ukuran agama dunia manusia adalah dirham dan dinar.” (HR at-Thabrani).
4 Kondisi Hewan yang Bikin Qurban Nggak Sah
Dinar Dirham di Indonesia
Di Indonesia sendiri, sudah banyak edukasi di berbagai platform yang mengenalkan apa itu dinar dan dirham.
Langkah ini, dinilai positif dalam menyadarkan umat agar lebih peduli terhadap sistem keuangan yang halal dan berkah.
Kembalinya mata uang tersebut di akhir zaman, menjadi salah satu bagian dari janji Rasulullah dan keprihatinan terhadap krisis moneter global. Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Nadhatul Ulama (NU), hal ini menjadi pengingat agar umat Islam bersiap membangun sistem keuangan yang adil, bebas riba, dan berkah.
Sudah saatnya umat Islam kembali pada ekonomi syariah yang kokoh dan berlandaskan keadilan. Kedua mata uang tersebut, adalah simbol kedaulatan ekonomi dan kemurnian muamalah Islam yang akan berjaya di akhir zaman.
Setelah melihat penjelasan di atas, harta seperti uang adalah hal yang penting baik untuk dunia dan akhirat. Selain memenuhi kebutuhan pokok, tidak dapat dipungkiri, dengan harta kita dapat lebih mudah dalam berbagi dan beribadah.
