Dibalik Kerusuhan Sosial: Pentingnya Kepemimpinan yang Adil dalam Islam

oleh | Sep 1, 2025 | Inspirasi

Beberapa waktu ini, masyarakat melakukan aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan di berbagai kota. Aksi yang awalnya sekadar menyuarakan keresahan rakyat berubah menjadi bentrokan dan penjarahan, terutama dipicu oleh isu kenaikan tunjangan pejabat di tengah kondisi ekonomi yang menekan.

Dari peristiwa ini kita belajar bahwa masalah kepemimpinan dan keadilan sosial adalah hal yang sangat krusial. Dalam Islam, kepemimpinan bukan hanya soal mengatur, tapi juga menjaga amanah dan memastikan keadilan ditegakkan.

Nah, artikel ini akan membahas bagaimana prinsip keadilan dalam Islam dapat menjadi solusi bagi tantangan sosial seperti yang kita lihat akhir-akhir ini.

Keadilan: Pilar Utama Kepemimpinan dalam Islam

Keadilan adalah fondasi utama dalam kepemimpinan menurut Islam. Tanpa keadilan, kekuasaan hanya menjadi alat segelintir orang untuk memperkaya diri.

Al-Qur’an secara tegas menekankan pentingnya berlaku adil, bahkan kepada orang yang tidak disukai:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang benar-benar menegakkan keadilan karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorongmu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” – QS. Al-Maidah: 8

Artinya, pemimpin yang adil akan menjaga keseimbangan sosial, menjamin hak-hak rakyat, dan menghindarkan bangsa dari perpecahan. Artikel ini akan menyoroti lebih jauh mengapa pilar keadilan ini begitu penting dalam kehidupan berbangsa.

Baca Juga: Syarat Memilih Pemimpin dalam Islam, Begini Pedomannya!

Dampak Kepemimpinan yang Tidak Adil terhadap Masyarakat

Apa jadinya jika kepemimpinan jauh dari nilai keadilan? Jawabannya sudah terlihat dari keresahan publik akhir-akhir ini.

Isu kenaikan tunjangan pejabat di tengah kondisi sulit membuat masyarakat merasa diabaikan. Rasa frustrasi itu kemudian melahirkan konflik sosial, protes besar, hingga kerusuhan.

Teori sosial menyebut fenomena seperti ini sebagai hasil dari “ketidakadilan struktural”. Ketika jurang antara rakyat dan pemimpin terlalu lebar, wajar jika kepercayaan runtuh.

Dalam konteks Islam, kondisi ini sama dengan “dzalim”, sebuah peringatan keras dalam Al-Qur’an karena kezhaliman pasti membawa kerusakan. Maka, menjaga keadilan bukan hanya urusan etika, tapi juga penopang stabilitas bangsa.

Teladan Kepemimpinan Adil dalam Sejarah Islam

Kalau bicara soal contoh terbaik, nama Umar bin Khattab selalu muncul. Khalifah kedua dalam sejarah Islam ini dikenal tegas, adil, sekaligus sederhana.

Diceritakan, Umar sering menyamar di malam hari untuk memastikan rakyatnya tidak ada yang kelaparan. Bahkan, beliau pernah memecat pejabat yang dipandang tidak amanah meski berasal dari keluarga terhormat.

Dari teladan ini, kita belajar bahwa kepemimpinan adil bukan hanya teori. Ia adalah praktik nyata yang melibatkan keberanian untuk menegakkan hak, memilih orang berdasarkan kemampuan, dan menjauhi gaya hidup mewah yang menyakiti hati rakyat. Nah, pelajaran inilah yang relevan untuk kondisi kita hari ini.

Peran Umat dalam Mengawasi Pemimpin

Kalau begitu, apakah rakyat hanya pasif menunggu pemimpin adil? Tentu tidak. Umat punya peran besar untuk mengawasi, mengingatkan, bahkan menegur pemimpin bila keluar dari jalur.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Agama itu adalah nasihat.” (HR. Muslim)

Nasihat ini berlaku juga bagi pemimpin. Bentuknya bisa lewat aspirasi, kritik, hingga aksi sosial. Tapi perlu diingat, protes yang berubah menjadi anarki justru merugikan masyarakat sendiri.

Pemikiran Ibnu Khaldun menekankan pentingnya menjaga adab dan integritas sosial agar perubahan berjalan dengan teratur. Nah, hal ini pun menegaskan bahwa peran umat sangat vital, asal dilakukan dengan cara yang sesuai nilai-nilai Islam.

Baca Juga: Benarkah Pemimpin Adalah Cerminan dari Rakyatnya? Simak Dalilnya!

Kesimpulan

Jadi, kerusuhan sosial yang terjadi beberapa waktu ini menjadi pengingat bahwa kepemimpinan yang tidak adil bisa memicu perpecahan dan kerusakan.

Islam sudah memberi rambu jelas bahwa keadilan adalah pilar utama kepemimpinan. Dari Umar bin Khattab hingga Rasulullah SAW, kita melihat teladan bagaimana pemimpin harus amanah, sederhana, dan berpihak pada rakyat.

Di sisi lain, umat juga punya tanggung jawab. Mengawasi pemimpin, memberi nasihat dengan adab, serta ikut serta menjaga keutuhan bangsa adalah bagian dari ibadah. Pada akhirnya, keadilan bukan hanya milik pemimpin, tapi tugas seluruh umat.

Yuk, jaga keadilan sosial dengan cara terbaik, salah satunya melalui zakat, infak, dan sedekah lewat Rumah Zakat, agar keberkahan harta dapat menguatkan solidaritas dan mengurangi kesenjangan di tengah masyarakat.

Kalkulator Zakat

Hitung zakat Anda secara akurat dengan kalkulator zakat kami

Donatur Care

Silakan cek riwayat donasi Anda disini

Link Terkait