Apa Itu Manhaj Salaf? Muslim Wajib Tahu!

oleh | Sep 12, 2025 | Inspirasi

Dalam perjalanan panjang sejarah Islam, istilah Manhaj Salaf sering terdengar sebagai rujukan penting dalam memahami agama.

Banyak ulama besar menekankan pentingnya kembali pada manhaj ini, karena ia dianggap sebagai jalan yang paling aman untuk menjaga kemurnian ajaran Islam.

Namun, pertanyaan muncul, apa sebenarnya Manhaj Salaf itu, dan mengapa setiap Muslim sebaiknya mengetahuinya?

Membahas Manhaj Salaf bukan hanya tentang teori, melainkan juga tentang praktik kehidupan sehari-hari.

Bagaimana generasi terbaik umat Islam menjalankan ajaran agama, bagaimana mereka memahami wahyu, dan bagaimana kita bisa meneladani jalannya.

Nah, untuk memahami lebih jauh, Rumah Zakat akan membahasnya di artikel ini. Yuk, simak terus!

Arti Harfiah

Sebelum terlalu jauh, mari mulai dari dasar, arti katanya dulu. Manhaj berarti jalan atau metode yang jelas, lurus, dan mudah dipahami.

Sedangkan Salaf berarti pendahulu, yaitu generasi awal Islam yang hidup pada tiga abad pertama, yaitu para sahabat Nabi, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in.

Dengan begitu, Manhaj Salaf secara sederhana bisa dipahami sebagai jalan atau metode hidup beragama sesuai dengan pemahaman generasi terbaik umat ini.

Generasi yang disebut Salafush Shalih ini dikenal paling dekat dengan sumber ajaran Islam yang murni, tanpa tambahan, tanpa pengurangan, dan tanpa tercampur hal-hal baru yang tidak diajarkan Rasulullah SAW.

Kalau disederhanakan, Manhaj Salaf itu seperti “jalan tol” menuju pemahaman Islam yang lurus. Jelas arahnya, minim hambatan, dan dijamin sampai ke tujuan.

Baca Juga: Jangan Takut Berubah: Inspirasi Hidup Lebih Baik ala Islam

Prinsip-Prinsip Dasar Manhaj Salaf

Setiap jalan tentu punya rambu. Nah, dalam Manhaj Salaf ada prinsip-prinsip yang menjadi patokan agar tidak melenceng.

  • Berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah dengan pemahaman yang benar, bukan hanya sekadar membaca tanpa tahu konteks.
  • Mengikuti pemahaman Salafush Shalih, bukan menafsirkan seenaknya sendiri.
  • Menjaga kemurnian aqidah dan syariah dari hal-hal baru yang diada-adakan.
  • Menjauhi bid’ah, khurafat, dan syirik dalam bentuk apa pun.
  • Mengakui ijma’ (kesepakatan ulama) dan qiyas (analogi hukum) sesuai pemahaman generasi awal.
  • Menggunakan hadits shahih, sekaligus berhati-hati terhadap hadits dhaif atau palsu.

Kalau diperhatikan, prinsip-prinsip ini sebenarnya seperti pagar yang menjaga agar seorang Muslim tetap berada di jalur aman.

Tanpa pagar itu, orang bisa mudah terseret ke jalan-jalan menyimpang yang kelihatannya menarik, padahal justru menyesatkan.

Mengapa Manhaj Salaf Penting?

Mungkin muncul pertanyaan lanjutan, bukankah selama berpegang pada Al-Quran dan Sunnah sudah cukup? Mengapa harus menekankan “pemahaman salaf”?

Jawabannya sederhana, karena Al-Quran dan Sunnah memang butuh penafsiran yang tepat, dan generasi salaf-lah yang paling paham bagaimana menafsirkannya.

Pentingnya Manhaj Salaf bukan hanya klaim sepihak. Rasulullah SAW sendiri sudah menegaskan bahwa generasi terbaik adalah generasi beliau, lalu yang sesudahnya, dan yang sesudahnya lagi. Artinya, mengikuti cara mereka adalah jaminan aman dari kesesatan.

Dengan manhaj ini, seorang Muslim tidak perlu bingung menghadapi banyaknya perbedaan pendapat. Ada pegangan jelas, ada standar baku, dan ada teladan nyata.

Nah, di sinilah letak keistimewaan Manhaj Salaf, ia bukan sekadar teori, melainkan pedoman hidup yang nyata.

Baca Juga: Saat Hidup Tak Sesuai Rencana, Ingatlah Semua Takdir Allah Itu Baik

Dalil dari Rasulullah SAW

Ada satu hadis yang sering dijadikan rujukan:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

“Sebaik-baik umat adalah generasiku, kemudian yang mengikuti mereka, kemudian yang mengikuti mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini jelas menunjukkan bahwa generasi sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in adalah teladan utama. Tidak heran kalau manhaj mereka dianggap paling lurus.

Selain hadis, Al-Quran juga menegaskan pentingnya mengikuti jalan orang-orang beriman di masa awal Islam:

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, maka Kami biarkan dia leluasa dalam kesesatan yang dipilihnya itu dan Kami masukkan dia ke neraka. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisa: 115)

Kalau diperhatikan, ayat ini tidak hanya menyebut “menentang Rasul” sebagai penyebab kesesatan, tetapi juga “mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang beriman”. Orang-orang beriman yang dimaksud tentu adalah generasi awal umat ini.

Kesimpulan

Jadi, Manhaj Salaf adalah metode beragama yang merujuk pada pemahaman para sahabat Nabi, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in.

Jalan inilah yang menjaga kemurnian Islam agar tetap murni, lurus, dan jauh dari penyimpangan.

Tidak heran jika para ulama menekankan pentingnya setiap Muslim untuk mengenal, memahami, dan mengamalkan manhaj ini dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan berpegang pada manhaj salaf, seorang Muslim tidak hanya menjaga diri dari kesesatan, tetapi juga memastikan langkahnya tetap di jalan yang diridhai Allah.

Nah, yuk wujudkan juga kepedulian sosial melalui amalan nyata. Salah satunya dengan berbagi kebaikan melalui Rumah Zakat.

Kalkulator Zakat

Hitung zakat Anda secara akurat dengan kalkulator zakat kami

Donatur Care

Silakan cek riwayat donasi Anda disini

Link Terkait