Setiap larangan dalam Islam tidak pernah tanpa alasan. Termasuk larangan terhadap minuman haram yang sering kali dianggap sepele oleh sebagian orang.
Padahal, efeknya jauh lebih besar daripada sekadar rasa kenikmatan di lidah. Minuman yang memabukkan, misalnya, bisa mengubah seseorang dari pribadi yang bijak menjadi sosok yang kehilangan kendali, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Dalam kehidupan modern saat ini, bentuk minuman haram semakin beragam dan mudah ditemui, bahkan dikemas dengan cara yang tampak “mewah”.
Tapi di balik itu, tersimpan bahaya yang tak hanya menyerang tubuh, melainkan juga menggerogoti iman. Nah, di artikel kali ini Rumah Zakat akan membahas lebih lanjut. Yuk, simak terus!
Pengertian dan Hukum Dasar Minuman Haram
Sebelum membahas lebih jauh, penting memahami apa yang dimaksud dengan minuman haram. Jadi, minuman haram adalah segala jenis cairan yang memabukkan atau mengandung zat yang dapat menghilangkan kesadaran, seperti khamr (arak).
Islam menetapkan hukumnya secara tegas, haram, tanpa pengecualian. Larangan ini bukan sekadar tradisi, tetapi perintah langsung dari Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Ma’idah ayat 90.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأَنْصَابُ وَالأَزْلاَمُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dari pekerjaan setan. Maka jauhilah agar kamu beruntung.”
(QS. Al-Ma’idah: 90)
Hadis Rasulullah SAW juga menegaskan larangan ini dengan sangat jelas:
“Setiap yang memabukkan adalah khamr, dan setiap khamr adalah haram.” (HR. Muslim)
Dari kedua dalil ini, tidak ada keraguan bahwa semua yang memabukkan, dalam bentuk apapun, termasuk dalam kategori haram. Bahkan, meskipun hanya sedikit, selama efeknya memabukkan, hukumnya tetap sama.
Baca Juga: Makanan Haram dalam Islam: Dalil, Jenis, Hingga Hikmah Dibaliknya!
Hikmah di Balik Larangan
Jika Allah SWT melarang sesuatu, pasti ada hikmah besar di baliknya. Larangan terhadap minuman haram sejatinya adalah bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya.
Akal adalah anugerah tertinggi yang membedakan manusia dari makhluk lain. Maka menjaga akal berarti menjaga kehormatan dan kemuliaan manusia itu sendiri.
Minuman haram merusak akal dan melemahkan kesadaran. Saat seseorang mabuk, ia kehilangan kendali atas ucapan, tindakan, bahkan moral.
Tak sedikit kasus pertengkaran, kekerasan, hingga kecelakaan yang berawal dari pengaruh minuman haram. Di sinilah Islam hadir, bukan untuk mengekang, melainkan melindungi.
Selain menjaga akal, larangan ini juga bertujuan menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Banyak penelitian medis yang membuktikan bahwa alkohol dan zat memabukkan lainnya bisa merusak organ tubuh, terutama hati dan otak.
Maka, ketika Allah SWT melarang, sejatinya Ia sedang menyelamatkan manusia dari bahaya yang tidak selalu tampak di depan mata.
Dampak Spiritual dan Azab yang Kekal
Berbicara tentang dampak minuman haram tidak bisa dilepaskan dari sisi spiritual. Orang yang terbiasa meminumnya akan merasakan jarak yang semakin jauh dari Allah SWT. Hatinya menjadi gelap, sulit menerima nasihat, dan ibadah pun terasa berat. Itulah efek batiniah yang sering kali tak disadari.
Rasulullah bersabda:
“Barang siapa minum khamr di dunia dan tidak bertaubat, maka ia tidak akan meminumnya di akhirat (dalam surga).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Bayangkan, seseorang kehilangan nikmat surga hanya karena tergoda oleh kenikmatan sesaat di dunia. Selain itu, di akhirat kelak, mereka akan mendapat azab yang pedih karena mengabaikan peringatan Allah SWT. Bukankah seharusnya setiap Muslim takut kehilangan rahmat-Nya hanya karena secangkir minuman yang menipu?
Solusi dan Ajakan Bertaubat
Lalu bagaimana jika seseorang sudah terlanjur melakukannya? Islam tidak pernah menutup pintu taubat, bahkan untuk dosa sebesar apapun. Kuncinya adalah keikhlasan untuk berubah dan tidak mengulanginya lagi.
Taubat bukan hanya ucapan di lisan, tetapi tindakan nyata untuk menjauh dari sumber dosa dan memperbaiki diri.
Rasulullah bersabda:
“Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak memiliki dosa.” (HR. Ibn Majah)
Cara terbaik untuk memperkuat tekad taubat adalah memperbanyak amal saleh, seperti bersedekah, menolong sesama, dan memperdalam ilmu agama. Dengan begitu, hati menjadi lebih tenang dan terjaga dari godaan untuk kembali ke kebiasaan lama.
Baca Juga: Halal atau Haram? Begini Hukum Mengkonsumsi Binatang yang Hidup di Dua Alam
Kesimpulan
Jadi, minuman haram bukan sekadar larangan agama, tetapi juga bentuk perlindungan Allah SWT agar manusia tetap menjaga kesucian akal, tubuh, dan jiwanya.
Kenikmatan yang ditawarkan hanyalah sementara, sedangkan azab yang menanti di akhirat bersifat kekal. Setiap tegukan yang memabukkan adalah langkah menjauh dari rahmat Allah.
Menjauhi minuman haram adalah bukti ketaatan dan kesadaran akan pentingnya menjaga diri dari kebinasaan. Jika ingin hidup lebih tenang dan berkah, mulailah dengan mematuhi perintah-Nya, memperbanyak amal kebaikan, dan menjauhi segala hal yang dapat merusak akal serta hati.
Sebagai bentuk nyata taubat dan upaya mendekat kepada Allah SWT, yuk salurkan kebaikan melalui Rumah Zakat. Sebab dengan berbagi, dosa akan dihapus dan hidup lebih bermakna di dunia akhirat.