Pernah mendengar seseorang jatuh sakit setelah dipuji, atau anak kecil tiba-tiba rewel tanpa sebab yang jelas? Dalam tradisi Islam, kondisi semacam ini sering dikaitkan dengan penyakit ‘ain. Istilah ini bukan mitos budaya, melainkan konsep yang memiliki dasar kuat dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi.
Menariknya, ‘ain tidak selalu muncul dari niat buruk. Justru di situlah letak bahayanya. Kekaguman yang tidak diiringi dzikir pun bisa menjadi pintu masuknya.
Nah, di artikel ini, Rumah Zakat akan membahas seputar penyakit ‘ain. Yuk, simak terus!
Penyakit ‘Ain dalam Al-Qur’an dan Hadis
Untuk memahami konsep ‘ain, penting melihat bagaimana Al-Qur’an dan hadis menjelaskannya sejak awal.
Allah SWT berfirman dalam QS Al-Qalam ayat 51:
وَإِن يَكَادُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَٰرِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا۟ ٱلذِّكْرَ
“Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkanmu dengan pandangan mata mereka ketika mereka mendengar Al-Qur’an…”
Ayat ini sering dijadikan dalil bahwa pandangan mata, terutama yang dilandasi kedengkian, bisa membawa dampak buruk. Rasulullah SAW pun menegaskan dalam hadis riwayat Muslim:
“‘ain itu nyata, dan seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, maka ‘ainlah yang mendahuluinya”. (H.R. Muslim)
Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan bahwa ‘ain muncul dari pandangan yang bercampur antara kekaguman dan iri yang tersembunyi. Bukan sihir, melainkan efek ruhani dari jiwa yang tidak bersih.
Baca Juga: Hati-Hati! Begini Hukum Menyebar Aib Orang Lain dalam Islam
Tak Selalu Karena Benci! Kenali Penyebab Penyakit Ain
Sebelum membahas pencegahan, penting memahami penyebabnya agar tidak salah kaprah.
- Kekaguman berlebihan tanpa menyebut nama Allah, bahkan bisa datang dari orang saleh.
- Dengki tersembunyi saat melihat nikmat orang lain, meski tidak diucapkan.
- Pandangan mata menjadi saluran dampak buruk dari hati yang hasad.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena hati manusia menyimpan dorongan yang tidak selalu disadari. Di sinilah Islam mengajarkan adab memuji dan menjaga lisan serta pandangan.
Gejala Penyakit ‘Ain yang Perlu Diwaspadai
Gejala ‘ain sering kali samar dan sulit dibedakan dari gangguan fisik biasa.
Beberapa tanda yang kerap muncul antara lain sakit mendadak tanpa sebab medis yang jelas, wajah tampak pucat atau memerah, serta tubuh terasa lemas berkepanjangan. Ada pula yang mengalami mimpi buruk atau merasakan rezeki terasa sempit tanpa penjelasan logis.
Pada anak-anak, gejalanya sering berupa rewel yang tidak wajar, menangis terus-menerus, atau perubahan perilaku setelah mendapat pujian dari orang asing. Apakah ini pasti ‘ain? Tidak selalu, namun kewaspadaan tetap diperlukan.
Cara Mencegah dan Mengobati
Setelah memahami penyebab dan gejalanya, langkah pencegahan menjadi kunci utama.
Pencegahan bisa dimulai dengan membiasakan dzikir pagi dan petang, membaca surah Al-Falaq dan An-Nas masing-masing tiga kali, serta menjaga adab saat memuji dengan menyebut nama Allah.
Pengobatan dilakukan melalui ruqyah syar’iyyah sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, baik dilakukan sendiri maupun oleh ahli yang terpercaya. Beberapa ulama juga menyebutkan mandi dengan air ruqyah sebagai ikhtiar tambahan.
Menariknya, sedekah juga disebut sebagai amalan yang membersihkan jiwa. Hati yang ringan berbagi cenderung lebih terlindungi dari penyakit ruhani, termasuk ‘ain.
Mitos vs Fakta Seputar Penyakit ‘Ain
Banyak anggapan keliru beredar di masyarakat. Tabel berikut membantu meluruskannya:
| Mitos | Fakta |
|---|---|
| ‘Ain hanya dikirim orang jahat | ‘Ain bisa berasal dari orang baik yang terlalu kagum |
| Jimat atau benang bisa menangkal | Perlindungan sejati hanya dari Allah melalui dzikir |
| ‘Ain tidak perlu ikhtiar medis | Ikhtiar medis tetap dianjurkan dalam Islam |
Dengan pemahaman yang tepat, umat tidak mudah terjebak pada praktik yang menyimpang dari tauhid.
Baca Juga: Baru Beli Pakaian Baru? Jangan Lupa Baca Doa Memakainya Sesuai Sunnah
Kesimpulan
Jadi, penyakit ‘ain adalah fenomena nyata dalam Islam yang dijelaskan langsung oleh Al-Qur’an dan hadis Nabi, Ia bukan sekadar cerita turun-temurun, melainkan peringatan agar hati, lisan, dan pandangan selalu dijaga.
Nah, sebagai ikhtiar menjaga diri dan membersihkan jiwa, menyalurkan kebaikan melalui sedekah atau zakat bersama Rumah Zakat dapat menjadi salah satu langkah sederhana yang membawa perlindungan sekaligus keberkahan.

