Penyebab banjir Sumatera kembali menjadi sorotan setiap kali bencana ini melanda berbagai wilayah. Dalam beberapa tahun terakhir, intensitas banjir semakin meningkat, merusak rumah, memutus akses, dan memaksa ribuan warga mengungsi. Lalu, mengapa banjir di Sumatera terus berulang dan seolah tak menemukan ujung? Berikut penjelasan lengkapnya.
Curah Hujan Ekstrem yang Terus Meningkat
Perubahan iklim global membuat pola cuaca di Indonesia menjadi tidak stabil. Sumatera mengalami peningkatan hujan ekstrem yang turun dalam waktu singkat. Saat awan hujan menumpuk dan tidak terbendung, sungai-sungai meluap lebih cepat dari biasanya. Kondisi ini memperbesar risiko banjir, terutama di wilayah dataran rendah.
Kerusakan Hutan dan Deforestasi
Pembukaan lahan besar-besaran di Sumatera, terutama untuk perkebunan dan pertambangan, membuat hutan kehilangan kemampuan menyerap air. Tanpa akar pohon yang menahan tanah, hujan deras langsung berubah menjadi limpasan permukaan. Inilah salah satu penyebab banjir Sumatera yang paling signifikan dan terus berkembang dari tahun ke tahun.
Tata Ruang yang Tidak Terkelola dengan Baik
Urbanisasi cepat seringkali tidak diiringi perencanaan tata ruang yang matang. Banyak rumah dibangun di daerah rawan banjir seperti bantaran sungai atau cekungan alami. Ketika hujan turun dengan intensitas tinggi, kawasan-kawasan ini langsung menjadi korban pertama.
Drainase Kota Tidak Memadai
Di kota-kota besar Sumatera, sistem drainase sering tersumbat sampah atau sedimentasi. Kapasitas saluran air yang kecil tidak mampu menampung hujan deras. Akibatnya, genangan cepat berubah menjadi banjir yang menghambat aktivitas masyarakat.
Penumpukan Sampah yang Menyumbat Aliran Air
Sampah yang dibuang ke sungai dan parit semakin memperparah kondisi. Ketika aliran air tertahan, permukaan sungai naik dan banjir pun meluas. Kebiasaan membuang sampah sembarangan menjadi masalah sosial yang memerlukan edukasi dan kesadaran kolektif.
Degradasi Daerah Aliran Sungai (DAS)
Banyak DAS di Sumatera mengalami kerusakan akibat penyempitan, bangunan ilegal di tepi sungai, dan minimnya vegetasi penyangga. DAS yang rusak membuat debit air sungai meningkat drastis ketika musim hujan tiba, sehingga banjir sulit dihindari.
Dampak yang Harus Dihadapi Warga
Banjir membawa dampak luas bagi masyarakat, mulai dari rusaknya fasilitas umum, putusnya kegiatan ekonomi, hingga risiko penyakit akibat buruknya sanitasi. Anak-anak dan lansia menjadi kelompok yang paling rentan saat banjir terjadi.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Upaya memperbaiki lingkungan memang membutuhkan waktu panjang. Namun, ada langkah konkret yang bisa dilakukan sekarang: membantu para korban banjir yang sedang berjuang memulihkan kehidupan mereka.
Ayo Bantu Korban Banjir Sumatera
Sedekahmu dapat menjadi makanan hangat, selimut kering, hingga dukungan untuk para keluarga yang kehilangan tempat tinggal. Yuk, tunaikan sedekah terbaikmu melalui Rumah Zakat untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak banjir di Sumatera.

