Jember – Sebagai wujud aksi pengurangan risiko bencana berbasis komunitas, Rumah Zakat bekerjasama dengan Bank Sampah Larahan Makmur (BSLM) melakukan sosialisasi dan edukasi seputar kebencanaan dan kepedulian lingkungan. Kegiatan ini dilakukan pada hari Kamis, (22/05/2025), bertempat di lingkungan RW 16 Gunung Pasang, Jember. Peserta yang hadir adalah ibu-ibu setempat sebanyak 32 orang.
Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari upaya peningkatan kapasitas masyarakat di daerah rawan bencana. Gunung Pasang yang masuk wilayah perkebunan pernah mengalami banjir bandang pada 2006 silam. Oleh karena itu, kampung ini dipilih untuk menjadi Kampung Tangguh Argopuro (KTA).
KTA adalah inisiasi program kolaborasi antara relawan Destana yang digagas Rumah Zakat dan berbagai elemen masyarakat, termasuk dalam hal ini BSLM. Diharapkan dari KTA ini, tercipta masyarakat yang perilaku dan aspek sosialnya mengarah pada aktivitas pengurangan risiko bencana. Kegiatan yang pernah dilakukan untuk KTA di Gunung Pasang diantaranya adalah edukasi dan simulasi siaga bencana pada tahun 2023 dan 2024 silam.
Pada kegiatan kali ini, relawan mengajak masyarakat untuk aktif dalam kepedulian terhadap lingkungan, termasuk masalah sampah rumah tangga yang selama ini dibuang di sungai. Ibu-ibu juga diajak berpartisipasi aktif untuk melakukan pengolahan sampah dari rumah dengan membentuk manajemen pengelola sampah di lingkungan RW 16.
“Ayo ibu-ibu kita mulai peduli masalah sampah, jangan sampai kita yang ada di daerah hulu menyumbang sampah ke sungai, kasihan yang di bawah, banyak sampah kemana-mana, ada masuk sawah, menyumbat saluran air, terjadi bencana. Ini ada bank sampah bisa kita manfaatkan untuk menjadikan sampah kita bisa bernilai cuan”, ujar Eriek, relawan Rumah Zakat sekaligus relawan Destana.
Konsep KTA ini akan diduplikasi di kampung lain di wilayah Desa Suci melalui berbagai pendekatan termasuk kepedulian lingkungan seperti pengolahan sampah rumah tangga ini. Selain itu, elemen masyarakat yang lain juga akan dilibatkan sehingga Desa Tangguh Bencana bisa terwujud karena partisipasi semua pihak di Desa Suci.
Newsroom
Difa Lavianka