Hari Jumat sering disebut sebagai sayyidul ayyam, hari yang paling mulia dalam sepekan. Salah satu ibadah yang menjadikan hari ini istimewa adalah shalat Jumat.
Tapi perlu diingat, shalat Jumat tidak hanya sekadar shalat dua rakaat yang berjamaah, melainkan harus diawali dengan khutbah. Nah, di sinilah letak pentingnya memahami rukun khutbah Jumat.
Tanpa terpenuhinya rukun-rukun khutbah, shalat Jumat bisa dianggap tidak sah menurut syariat Islam. Maka, khutbah tidak boleh dipandang sebagai formalitas belaka, melainkan bagian inti yang sarat dengan dzikir, nasihat, serta doa.
Nah, di artikel kali ini Rumah Zakat akan mengajak untuk mengenal lebih dekat tentang lima rukun khutbah Jumat yang wajib dipenuhi agar ibadah menjadi sah. Yuk, kita bahas satu per satu!
Khutbah: Syarat Sah Shalat Jumat
Khutbah Jumat bukan sekadar pengantar sebelum shalat, melainkan syarat sah dari shalat Jumat itu sendiri. Rasulullah SAW secara konsisten melaksanakan khutbah setiap kali menunaikan shalat Jumat.
Khutbah ini disampaikan dua kali secara berturut-turut, dipisahkan dengan duduk sebentar, dan disampaikan dalam bahasa Arab.
Jadi, siapa pun yang menjadi khatib wajib memahami bahwa khutbah bukan ruang bebas untuk berbicara apa saja, melainkan bagian ibadah dengan aturan yang jelas.
Baca Juga: Inilah Adab Menghadiri Shalat Jumat agar Pahala Sempurna
Lima Rukun Khutbah Jumat yang Wajib Dipenuhi
Lima rukun khutbah ini menjadi inti yang tidak boleh ditinggalkan. Mari kita bahas satu per satu agar lebih jelas.
1. Membaca Kalimat Hamdalah (Pujian kepada Allah SWT)jum
Setiap khutbah harus dimulai dengan hamdalah, yakni kalimat pujian kepada Allah SWT. Lafaz yang sederhana seperti “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin” sudah cukup untuk memenuhi rukun ini. Hamdalah diucapkan baik pada khutbah pertama maupun kedua.
Kenapa pujian ini penting? Karena khutbah adalah bentuk ibadah, maka dimulai dengan memuji Allah menjadi penegasan bahwa segala nasihat, peringatan, dan doa yang akan disampaikan berlandaskan rasa syukur kepada-Nya.
2. Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Setelah hamdalah, rukun berikutnya adalah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Shalawat bisa berupa bacaan sederhana, seperti “Allahumma shalli ‘ala Muhammad” atau yang lebih panjang.
Shalawat ini menjadi pengingat bahwa risalah Rasulullah adalah cahaya yang membimbing umat. Dengan membaca shalawat, khutbah juga menjadi sarana mempererat hubungan cinta kepada Nabi.
3. Membaca Wasiat Taqwa (Nasehat untuk Takwa kepada Allah)
Inilah bagian inti khutbah, yaitu wasiat takwa. Khatib wajib mengajak jamaah untuk bertakwa kepada Allah SWT, biasanya dengan kalimat “Ushikum wa nafsi bitaqwallah” (Aku berwasiat kepada kalian dan diriku untuk bertakwa kepada Allah).
Mengapa wasiat takwa jadi inti? Karena khutbah Jumat adalah momen untuk mengingatkan kembali umat agar menjaga hubungan dengan Allah dalam keseharian. Nasehat singkat ini sesungguhnya mengandung makna yang dalam.
4. Membaca Sepenggal Ayat Al-Qur’an
Rukun berikutnya adalah membaca ayat Al-Qur’an dalam khutbah. Ayat yang dibacakan tidak harus panjang, bisa berupa satu ayat pendek yang sesuai dengan tema khutbah.
Misalnya ayat tentang takwa dalam QS. Al-Hasyr: 18:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dengan membaca ayat, khutbah mendapat landasan yang kokoh dari kalam Allah SWT.
5. Membaca Doa untuk Kaum Muslimin dan Muslimat
Rukun terakhir adalah membaca doa bagi kaum Muslimin dan Muslimat. Doa ini biasanya diletakkan di akhir khutbah kedua. Kalimat doa bisa sederhana, seperti:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
“Ya Allah, ampunilah kaum Muslimin dan Muslimat, Mukminin dan Mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.”
Doa ini menutup khutbah dengan nuansa kebaikan dan menjadi bentuk kepedulian kolektif umat Islam terhadap sesama.
Baca Juga: Penuh Makna! Ketahui Makna Hadis “Sampaikan Walau Satu Ayat”
Kesimpulan
Jadi, khutbah Jumat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari shalat Jumat. Lima rukun yang telah dibahas barusan, harus dipenuhi secara berurutan. Dengan begitu, shalat Jumat menjadi sah sekaligus penuh keberkahan.
Memahami rukun khutbah tidak hanya penting bagi khatib, tetapi juga bagi jamaah agar menyadari betapa berharganya khutbah dalam hidup setiap muslim.
Dan jangan lupa, salah satu bentuk amalan yang bisa terus mengalir pahalanya sebagaimana khutbah mengingatkan kita tentang takwa adalah berbagi melalui zakat atau sedekah.
Rumah Zakat siap menjadi jembatan kebaikan untuk menyalurkan zakat, infak, maupun sedekah dengan lebih amanah dan bermanfaat.