Setiap tindakan kecil dalam keseharian seorang Muslim sesungguhnya mengandung nilai dan makna. Bahkan sesuatu yang tampak sederhana seperti bersin atau menguap pun memiliki adab tersendiri dalam Islam.
Dua hal ini bukan hanya reaksi alami tubuh, melainkan juga cerminan akhlak dan kesadaran spiritual seseorang terhadap Sang Pencipta.
Menariknya, Rasulullah SAW memberi tuntunan khusus agar kedua hal tersebut tidak sekadar menjadi kebiasaan fisik, tapi juga bagian dari ibadah kecil yang bernilai pahala.
Maka dari itu, Rumah Zakat akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana Islam mengajarkan adab bersin dan menguap, beserta hikmah dibaliknya. Yuk, simak terus!
Adab Bersin
Bersin adalah refleks alami tubuh untuk mengeluarkan udara dari hidung dan mulut secara tiba-tiba. Dalam Islam, momen ini justru dianggap sebagai tanda kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Mengapa demikian? Karena dengan bersin, tubuh dibersihkan dari sesuatu yang mengganggu pernapasan.
Namun, Islam tidak hanya melihatnya dari sisi medis saja, tetapi juga mengajarkan etika dan adab agar bersin tidak mengganggu orang lain serta menjadi wujud syukur kepada Allah SWT.
Berikut beberapa adab bersin yang dicontohkan Rasulullah SAW:
- Menutup hidung dan mulut dengan tangan, kain, atau saputangan agar tidak menyebarkan kuman kepada orang lain.
- Mengucapkan “Alhamdulillah” setelah bersin, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat kesehatan.
- Orang yang mendengar dianjurkan menjawab dengan doa, “Yarhamukallah” untuk laki-laki atau “Yarhamukillah” untuk perempuan, sebagai doa agar Allah SWT merahmati orang tersebut.
- Merendahkan suara bersin, tidak bersin dengan keras agar tidak mengganggu sekitar.
- Membalas doa dengan ucapan, “Yahdikumulloh wa yuslihu balakum,” artinya semoga Allah memberi hidayah dan memperbaiki keadaan kalian.
Dari sini terlihat bahwa bersin bukan sekadar reaksi tubuh, melainkan momen untuk saling mendoakan dan mempererat ukhuwah.
Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلِ الْـحَمْدُ لِلَّهِ، وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ، فَإِذَا قَالَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَلْيَقُلْ يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
“Apabila salah seorang di antara kalian bersin, hendaklah ia mengucapkan ‘Alhamdulillah’. Dan saudaranya atau temannya hendaklah menjawab, ‘Yarhamukallah’. Lalu orang yang bersin itu membalasnya, ‘Yahdikumullah wa yuslihu balakum’.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Sebuah adab yang sederhana, tetapi penuh makna ukhuwah dan kasih sayang antar sesama Muslim.
Baca Juga: Bersin: Keajaiban Ilmiah yang Penuh Berkah
Adab Menguap
Berbeda dengan bersin, menguap justru disebut sebagai hal yang disukai setan. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa menguap adalah tanda kemalasan atau kekenyangan berlebihan, dan karenanya disunnahkan untuk menahannya semampunya.
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ، فَإِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللَّهَ، كَانَ حَقًّا عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يَشْمُتَهُ، وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَثَاءَبَ ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ
“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Maka apabila seseorang bersin dan memuji Allah, maka menjadi kewajiban bagi setiap Muslim yang mendengarnya untuk mendoakannya. Sedangkan menguap, bila salah seorang di antara kalian menguap, hendaklah ia menahannya semampunya, karena setan tertawa melihatnya.”
(HR. Bukhari)
Dari hadits tersebut, kita bisa memahami bahwa menguap memiliki adab tersendiri agar tetap sopan dan tidak menunjukkan rasa malas. Berikut adab yang dianjurkan:
- Menahan menguap sebisa mungkin, karena menguap menunjukkan rasa malas yang disukai setan.
- Jika tidak dapat menahan, tutup mulut dengan tangan agar sopan dan tidak memperlihatkan mulut terbuka lebar.
- Hindari menguap dengan keras atau bersuara, karena dapat mengganggu dan kurang sopan di hadapan orang lain.
Dengan menerapkan adab ini, seseorang tidak hanya menjaga etika sosial, tapi juga menunjukkan sikap disiplin dan kesadaran diri terhadap Allah SWT.
Hikmah di Balik Adab
Di balik adab bersin dan menguap, terdapat banyak pelajaran berharga yang mencerminkan keindahan ajaran Islam. Bukan sekadar aturan, melainkan juga cara untuk mendidik umat agar selalu beradab, bersyukur, dan menjaga kebersihan.
Beberapa hikmah yang dapat dipetik antara lain:
- Menjaga kebersihan dan kesehatan, terutama dengan menutup mulut saat bersin atau menguap.
- Menjalin silaturahmi melalui doa saling mendoakan ketika bersin.
- Melatih kesopanan dan kesadaran sosial, agar tidak mengganggu orang lain di sekitar.
- Menumbuhkan kesadaran spiritual, bahwa setiap hal kecil pun memiliki nilai ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar.
Islam memang selalu mengajarkan keseimbangan, antara tubuh dan jiwa, antara kebersihan dan kesopanan. Maka, adab sederhana seperti bersin dan menguap pun menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Doa dan Adab Menjenguk Orang Sakit: Panduan yang Perlu Diketahui
Kesimpulan
Jadi, bersin dan menguap dalam Islam bukan sekadar refleks tubuh, melainkan momen yang sarat makna dan nilai spiritual. Rasulullah SAW mengajarkan agar setiap Muslim melakukannya dengan penuh kesopanan, rasa syukur, dan kepedulian terhadap sesama.
Dengan menjaga adab bersin dan menguap, seorang Muslim telah menunjukkan akhlak mulia sekaligus memperlihatkan kesadarannya akan kehadiran Allah SWT dalam setiap aktivitas, sekecil apa pun itu.
Dan seperti halnya bersin yang mengingatkan pada nikmat sehat, atau menguap yang mengingatkan agar tidak malas, momen ini juga bisa menjadi pengingat untuk berbagi kebaikan.
Karena pada akhirnya, setiap napas yang Allah SWT beri adalah kesempatan untuk berbuat baik, termasuk dengan menyalurkan sedekah atau donasi melalui Rumah Zakat sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat hidup yang diberikan.