Selingkuh sering kali hadir sebagai godaan yang terlihat indah di awal, namun menyisakan luka panjang di kemudian hari. Bukan hanya menyakiti pasangan, tetapi juga menghancurkan kepercayaan, merusak rumah tangga, dan menodai kehormatan diri.
Dalam pandangan Islam, selingkuh tidak sekadar persoalan moral, melainkan termasuk dosa besar yang konsekuensinya berat di dunia maupun akhirat.
Ketika hati goyah, syaitan membisikkan bahwa perselingkuhan akan membawa kebahagiaan sesaat. Padahal, ujungnya hanyalah penyesalan panjang.
Lalu, bagaimana Islam memandang selingkuh dan apa benteng agar terhindar darinya? Nah, di artikel kali Rumah Zakat akan membahas lebih lanjut. Yuk, simak terus!
Dosa Selingkuh dalam Syariat Islam
Allah SWT dengan jelas mengharamkan perbuatan zina, yang menjadi inti dari perselingkuhan. Dalam Al-Qur’an, larangan ini ditegaskan:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰ ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)
Ayat ini tidak hanya melarang zina, tetapi juga menutup segala celah yang bisa menjerumuskan ke sana. Perselingkuhan, meski dimulai dari hal kecil seperti pesan singkat penuh rayuan, tetap berada dalam jalur yang berbahaya.
Rasulullah SAW juga mengingatkan dalam sebuah hadis:
“Kedua mata itu berzina, kedua tangan itu berzina, kedua kaki itu berzina, dan kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakan semua itu.” (HR. Muslim)
Dari sini kita paham, selingkuh dalam bentuk apapun, baik fisik maupun hati, adalah pintu menuju dosa besar yang harus dihindari.
Baca Juga: Apakah Ada Azab Bagi Suami yang Berselingkuh?
Bahaya Selingkuh dan Dampak Jangka Panjangnya
Jika dilihat dari sisi sosial, selingkuh meninggalkan luka yang sulit sembuh. Pasangan yang dikhianati akan merasakan sakit batin mendalam, anak-anak bisa mengalami trauma, dan keharmonisan keluarga pun runtuh.
Tak jarang, ujung dari perselingkuhan adalah perceraian yang membawa dampak sosial lebih luas.
Dari sisi spiritual, selingkuh mengikis iman. Bagaimana mungkin hati bisa tenang dalam ibadah ketika masih menyimpan rahasia kelam? Perasaan bersalah, rasa takut terbongkar, hingga hilangnya keberkahan rumah tangga menjadi dampak nyata.
Pada akhirnya, dosa selingkuh bukan hanya menodai hubungan manusia, tetapi juga menjauhkan diri dari rahmat Allah SWT.
Benteng Pertahanan dari Godaan Selingkuh
Agar tidak terjerumus, Islam memberikan panduan jelas. Mari kita ulas beberapa benteng utama yang bisa dijadikan tameng:
- Memperkuat iman dan takwa kepada Allah SWT, selalu ingat bahwa Allah SWT Maha Melihat.
- Menjaga diri dengan menjauhi hal-hal yang membuka peluang zina, mulai dari menjaga pandangan hingga membatasi interaksi yang tidak perlu.
- Memperbanyak ibadah dan dziki, hati yang sibuk dengan mengingat Allah SWT akan lebih terjaga dari godaan.
- Membina komunikasi yang baik dalam pernikahan, pasangan yang saling terbuka akan lebih mudah menjaga keutuhan.
- Memohon perlindungan kepada Allah SWT, doa Nabi Yusuf AS bisa menjadi pegangan:
قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ ۖ
“Ya Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku.” (QS. Yusuf: 33)
Jika Nabi Yusuf mampu menolak godaan besar dengan kekuatan iman, maka kita pun bisa meneladani sikap beliau dengan terus memperkokoh hubungan dengan Allah SWT.
Baca Juga: Cegah Perselingkuhan! Begini Cara Islami Menjaga Kesetiaan dalam Rumah Tangga
Kesimpulan
Jadi, dosa selingkuh bukan sekadar masalah pribadi, melainkan bencana yang dapat merusak rumah tangga, menyakiti pasangan, bahkan menghilangkan keberkahan hidup. Godaan sesaat memang tampak manis, tetapi penyesalannya bisa berlangsung sepanjang hayat.
Menjaga kesetiaan dalam pernikahan, memperkuat iman, dan senantiasa memohon perlindungan Allah SWT adalah kunci utama untuk menghindari dosa besar ini. Karena pada akhirnya, kebahagiaan hakiki tidak akan pernah lahir dari pengkhianatan, melainkan dari kejujuran dan kesetiaan.
Dan untuk menguatkan diri dalam kebaikan, jangan lupa menyalurkan sebagian rezeki melalui zakat, sedekah, atau infak bersama Rumah Zakat, agar hati tetap bersih, penuh keberkahan, dan jauh dari godaan yang menjerumuskan.