Sering Kepancing Ikut Ghibah? Simak 5 Cara Ampuh Menghindarinya!

oleh | Feb 21, 2025 | Inspirasi

Pernah dalam sebuah obrolan santai, awalnya hanya sekadar cerita ringan, tapi tiba-tiba berubah menjadi pembahasan tentang orang lain? Itulah momen yang sering membuat seseorang tidak sadar sedang terjebak dalam ghibah.

Padahal, ghibah dalam Islam bukan perkara kecil, melainkan dosa besar yang bisa merusak hati dan hubungan sosial.

Bahaya ghibah tidak hanya menyakiti orang yang dibicarakan, tapi juga meninggalkan noda dalam diri pelakunya. Rasulullah SAW menggambarkan ghibah seperti memakan daging saudara sendiri, bayangan yang mengerikan bila dipikirkan.

Nah, agar lebih mudah dipahami, di artikel ini Rumah Zakat akan membahas apa saja bahaya ghibah dan bagaimana cara efektif untuk menghindarinya.

Apa Bahaya Ghibah?

Sebelum masuk ke solusi, mari pahami dulu kenapa ghibah dianggap sangat berbahaya. Jadi, ghibah adalah membicarakan sesuatu yang tidak disukai oleh saudara muslim meskipun hal itu benar adanya. Allah SWT mengingatkan dalam Al-Qur’an:

وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ

“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Bayangkan saja, membicarakan keburukan orang lain sama buruknya dengan memakan daging manusia, betapa menjijikkannya.

Selain menimbulkan dosa, ghibah juga membuat retak hubungan persaudaraan, memicu rasa benci, dan menciptakan permusuhan yang tidak perlu.

Baca Juga: Ingat, Setiap Kata Dicatat! Hindari Ghibah di Media Sosial Dengan Tips Ini

Cara Menghindari Ghibah

Ada beberapa langkah nyata yang dapat membantu menjaga lisan agar tidak tergelincir pada kebiasaan ghibah. Berikut pembahasannya satu per satu.

1. Ingat Dosa dan Bahaya Ghibah

Salah satu cara paling ampuh untuk menahan diri adalah mengingat ancaman dosa yang menyertainya. Jika terbayang beratnya azab dan betapa menjijikkannya perumpamaan dalam Al-Qur’an, tentu hati akan lebih waspada.

Kesadaran ini ibarat rem dalam diri. Ketika obrolan mulai mengarah ke hal yang tidak seharusnya, ingatan akan dosa besar bisa langsung menjadi alarm agar segera berhenti.

2. Hindari Lingkaran Ghibah

Lingkungan punya pengaruh besar. Berada di tengah orang-orang yang suka bergosip membuat seseorang lebih mudah terbawa arus.

Sama halnya ketika duduk di warung kopi atau kantor, jika lingkaran perbincangan sudah mulai membicarakan keburukan orang lain, segera alihkan atau cari jalan keluar.

Jangan ragu untuk menjaga jarak dari lingkungan yang sering mengumbar ghibah. Sebab, menjaga diri dari dosa terkadang lebih penting daripada sekadar menjaga perasaan dalam sebuah obrolan.

3. Sibukkan Diri dengan Hal Bermanfaat

Menghindari ghibah juga bisa dimulai dengan cara sederhana, misalnya dengan mengisi waktu dengan hal-hal produktif.

Waktu luang yang kosong sering menjadi celah munculnya gosip. Ketika sibuk bekerja, belajar, atau beribadah, kesempatan untuk ikut nimbrung ghibah pun semakin kecil.

Kegiatan positif bukan hanya menjauhkan dari ghibah, tapi juga memberi manfaat lebih besar untuk diri sendiri.

Alih-alih ikut membicarakan orang lain, energi bisa diarahkan untuk mengembangkan potensi atau memperbaiki kualitas hidup.

4. Perbanyak Doa

Tidak ada yang lebih kuat dalam melawan hawa nafsu selain meminta pertolongan Allah SWT.

Doa adalah senjata seorang mukmin, termasuk dalam menghadapi godaan ghibah. Rasulullah SAW sendiri sering berdoa agar dijaga lisannya dari keburukan.

Dengan doa, hati menjadi lebih lembut dan penuh kesadaran. Lisan pun lebih terkendali karena ada dorongan spiritual untuk menjaga ucapan dari hal-hal yang sia-sia atau bahkan berdosa.

5. Latih Empati

Cobalah sesekali membalik posisi. Bagaimana rasanya jika diri sendiri yang menjadi bahan pembicaraan? Pasti terasa sakit, bukan? Inilah pentingnya empati.

Dengan melatih kepekaan terhadap perasaan orang lain, lisan menjadi lebih terjaga.

Empati membuat hati tertahan untuk tidak sembarangan berbicara buruk tentang orang lain. Justru sebaliknya, mendorong untuk lebih banyak menebarkan doa dan kebaikan bagi sesama.

Baca Juga: Ghibah dan Fitnah, Mengapa Harus Dihindari?

Kesimpulan

Jadi, menghindari ghibah memang butuh usaha, tapi bukan hal yang mustahil. Dengan mengingat bahaya dosanya, menjauhi lingkungan negatif, menyibukkan diri dengan hal bermanfaat, memperbanyak doa, dan melatih empati, peluang untuk tergelincir dalam ghibah bisa diminimalkan secara signifikan.

Menjaga lisan adalah bagian dari menjaga kehormatan diri sekaligus mempererat ukhuwah. Mari sama-sama berusaha menahan diri dari dosa besar ini, karena setiap kata yang keluar akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.

Dan jika ingin menjaga keberkahan hidup lebih luas, salah satu jalannya adalah dengan menyalurkan sedekah melalui Rumah Zakat agar kebaikan yang terjaga tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga bermanfaat bagi banyak orang.

Kalkulator Zakat

Hitung zakat Anda secara akurat dengan kalkulator zakat kami

Donatur Care

Silakan cek riwayat donasi Anda disini

Link Terkait