Ungkapan “Sombong kepada orang sombong itu sedekah” sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari. Kalimat ini terdengar unik, karena biasanya kesombongan dianggap sebagai sifat tercela yang harus dihindari.
Namun, benarkah pernyataan ini berasal dari hadis Nabi Muhammad SAW? Atau sekadar pepatah yang berkembang di tengah masyarakat?
Ternyata, ungkapan tersebut bukanlah hadis, melainkan sebuah pepatah atau nasihat yang populer di kalangan ulama.
Meski begitu, beberapa tokoh Islam memberi makna positif terhadap ungkapan ini, bahwa terkadang sikap tegas kepada orang yang sombong bisa menjadi cara untuk meredam kesombongan mereka.
Nah, artikel ini akan mengupas asal-usul ungkapan tersebut, pandangan para ulama, hingga bagaimana cara menghadapi orang sombong menurut ajaran Islam. Yuk, kita telusuri lebih dalam!
Dari Mana Asal Ungkapan Ini?
Sebelum membahas lebih jauh, mari kita mulai dari sumbernya. Ungkapan “sombong kepada orang sombong adalah sedekah” tidak tercatat dalam kitab hadis manapun. Ia lebih tepat disebut sebagai pepatah atau ucapan bijak yang kemudian diabadikan oleh para ulama dalam karya mereka.
Misalnya, dalam kitab Bariqah Mahmudiyah disebutkan bahwa sikap sombong kepada orang sombong dapat dianggap sebagai bentuk sedekah, karena bisa membuat orang tersebut sadar dan tidak larut dalam kesombongan.
Artinya, kesombongan yang dimaksud di sini bukanlah kesombongan hakiki yang dilarang, melainkan sikap tegas untuk menegur atau meruntuhkan arogansi lawan bicara.
Baca Juga: Hati-Hati Sama Sifat Sombong yang Nggak Terasa
Pandangan Para Ulama
Sebelum masuk ke pandangan ulama, mari kita ingat dulu bahwa Islam sangat tegas melarang sifat sombong. Rasulullah SAW bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat biji sawi.” (HR. Muslim, no. 91)
Hadis ini menegaskan bahwa kesombongan adalah penyakit hati yang berbahaya. Namun, bagaimana kaitannya dengan pepatah tadi?
Beberapa ulama memberikan penjelasan:
- Imam Syafi’i berpesan untuk bersikap sombong kepada orang sombong sebanyak dua kali, sebagai bentuk nasihat dan pelajaran.
- Imam Az-Zuhri menyebut kesombongan terhadap pecinta dunia sebagai ikatan Islam yang kokoh.
- Imam Yahya bin Mu’adz mengatakan bahwa sombong kepada orang sombong dengan hartanya justru bisa menjadi bentuk ketawadhuan.
Dari sini terlihat jelas bahwa yang dimaksud bukanlah sombong dalam arti sesungguhnya, tetapi sikap berwibawa dan tegas agar tidak dipandang rendah oleh orang yang penuh arogansi.
Tiga Pendekatan Menghadapi Orang Sombong
Kalau begitu, bagaimana cara terbaik menghadapi orang sombong? Para ulama dan ahli akhlak biasanya menawarkan tiga pendekatan:
1. Sombong Kepada Orang Sombong
Tujuannya bukan untuk meninggikan diri, melainkan agar orang tersebut sadar bahwa sikap angkuhnya tidak selalu bisa diterima. Ini bisa disebut sebagai cara “menyentil” ego agar mereka berhenti meremehkan orang lain.
2. Tawadhu (Rendah Hati) di Hadapan Orang Sombong
Ada kalanya sikap rendah hati justru membuat suasana lebih tenang. Orang sombong mungkin akan kehabisan tenaga karena lawannya tidak terpancing untuk ikut bersikap sama.
3. Sabar dan Elegan
Pendekatan ini sering diteladankan Rasulullah SAW. Ketika bertemu dengan orang yang angkuh, beliau tidak selalu melawan dengan keras. Ada saatnya beliau memilih diam, sabar, dan tetap menjaga martabat, sehingga tidak menimbulkan konflik lebih besar.
Jadi, menghadapi orang sombong itu butuh kebijaksanaan. Kadang harus tegas, kadang cukup dengan kerendahan hati, dan kadang lebih baik bersabar.
Baca Juga: Belilah Kesulitan dengan Sedekah: Amalan Membuka Jalan Keluar
Kesimpulan
Jadi, ungkapan “sombong kepada orang sombong adalah sedekah” memang bukan hadis, tetapi pepatah yang memiliki makna mendalam. Ia mengajarkan bahwa dalam kondisi tertentu, sikap tegas bahkan terlihat angkuh di depan orang sombong bisa menjadi cara untuk meruntuhkan kesombongan mereka.
Namun, kita juga perlu ingat bahwa kesombongan yang hakiki tetap dilarang keras dalam Islam, sehingga semua harus ditempatkan secara proporsional.
Pada akhirnya, menghadapi orang sombong bisa dengan berbagai pendekatan, yakni dengan tegas, tawadhu, atau sabar, tergantung situasi yang dihadapi. Yang terpenting, hati tetap dijaga agar tidak terjerumus dalam kesombongan yang tercela.
Dan tentu, salah satu cara terbaik untuk membersihkan hati dari sifat sombong adalah dengan memperbanyak sedekah. Yuk, salurkan sedekahmu melalui Rumah Zakat!